Wahana di Desa Nglurup, Kecamatan Sendang, ini terkenal akan suasana khas pegunungan. Karena itu, destinasi tersebut layak jadi jujukan pelancong yang ingin menikmati sensasi outbound atau berkemah.
—
UDARA sejuk ditambah semilir angin menyambut siapa saja yang datang ke area bumi perkemahan (buper) Jurang Senggani. Wajar, destinasi wisata tersebut dipenuhi pohon pinus yang rindang serta senggani yang memiliki banyak manfaat untuk pengobatan luka luar. Tanaman itu tumbuh liar.
Seperti namanya, wahana tersebut sangat luas dan lapang. Sekitar 30 hektare. Karena itu, buper Jurang Senggani sangat cocok untuk masyarakat yang ingin merasakan kegiatan di luar ruangan. Lengkap dengan suasana khas pegunungan.
”Kami sengaja membiarkan nuansa alam di destinasi wisata ini. Terlebih buper Jurang Senggani berada di kawasan hutan lindung,” kata Tarni, ketua kelompok sadar wisata (pokdarwis) buper Jurang Senggani.
Meski nuansa alamnya masih begitu terasa, destinasi tersebut sangat lengkap. Di sana telah tersedia berbagai fasilitas untuk mendukung kegiatan perkemahan. Mulai tanah lapang untuk api unggun dan tenda hingga arena outbound yang cocok untuk kegiatan luar ruangan.
Pengunjung yang datang juga bisa menikmati sajian permainan seperti flying fox, tangga jaring, hingga jembatan gantung yang menjadi arena outbound unggulan di sana.
Area buper Jurang Senggani juga dilengkapi arena permainan anak yang cocok untuk wisata keluarga. Misalnya, ayunan dan perosotan. Tak ketinggalan, aneka spot foto menarik kian menambah keunikan destinasi wisata yang mulai dirintis pada 2015 itu.
Selain dapat berswafoto, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan hutan dan pegunungan dari gardu pandang yang telah disediakan. ”Ada beberapa gardu pandang yang sudah kami sediakan. Dari sini pengunjung dapat menikmati dinginnya udara pegunungan. Terutama di pagi hari saat masih berkabut,” terang pria 34 tahun itu.
Destinasi tersebut juga memiliki satu spot andalan lainnya. Yakni, air terjun Jurang Sentani. Letaknya yang berada di ketinggian 80 meter di lereng puncak Wilis membuat air terjun tersebut begitu jernih dan alami. ’’Pengunjung bisa bermain air, bahkan bisa mandi sembari menikmati pemandangan air terjun Jurang Senggani,” jelasnya.
Layaknya konsep one stop service, dengan sekali bayar, seluruh pengunjung dapat mengakses seluruh fasilitas di area buper Jurang Senggani. ”Tarif tiket yang kami tetapkan sangat terjangkau untuk semua lapisan masyarakat,” katanya.
Lereng Wilis Jadi Kawasan Wisata Terintegrasi
BUPER Jurang Senggani menjadi sebuah bukti bahwa Desa Nglurup layak menjadi desa wisata unggul. Berada di sekitar lereng Gunung Wilis, ada begitu banyak potensi lain yang bisa dikembangkan jadi destinasi andalan baru.
Salah satu potensi itu adalah banyaknya jalur pendakian baru ke Gunung Wilis yang dibuka dan dikelola oleh karang taruna desa setempat. Semua jalur tersebut masih sangat alami sehingga berpotensi dijadikan objek wisata baru.
”Dari start posko pendakian sampai ke puncak, suhunya selalu dingin. Meskipun cuaca sedang panas, suhu di sini tetap dingin karena banyak pohon cemara yang tumbuh liar,” kata Tarni.
Selain itu, di sana sedikitnya terdapat empat wisata air terjun yang cukup potensial untuk dikembangkan. Yakni, air terjun Jurang Senggani, air terjun Tiga Bidadari, air terjun Batu Prongos, dan air terjun Kunang.
Dari empat air terjun tersebut, baru ada dua yang telah dibuka sebagai objek wisata. Yakni, Jurang Senggani dan Batu Prongos. Yang benar-benar masih alami adalah air terjun Tiga Bidadari dan Kunang.
Selain pemandangan asri dari wisata air terjun, yang juga patut dicoba para pelancong adalah Kedung Minten. Gemericik air sungai yang dihiasi bebatuan alam cocok untuk destinasi wisata keluarga. Nuansa asri destinasi itu kian terasa karena berada di sekitar bekas perkebunan teh zaman Belanda. Kedalaman sungai yang relatif dangkal membuat pengunjung dapat dengan bebas berenang atau sekadar bermain air di tepi sungai.
Baca Juga: Citi Indonesia Tutup, Bagaimana Nasib Karyawan dan Nasabah?
Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Tulungagung Aris Wahyudiono mengatakan, karakter Kecamatan Sendang adalah daerah pegunungan yang cocok untuk mengembangkan objek wisata bernuansa alam.
Diproyeksikan, kawasan itu makin berkembang seiring proyek pengembangan selingkar Wilis. ”Sehingga akan membuat kawasan wisata di sini menjadi kawasan wisata terintegrasi,” jelasnya.
–