Berkunjung ke Wisata Edukasi Berkuda dan Panahan di Sidoarjo

Jawapos TV

Wahana wisata di Sidoarjo kini makin lengkap. Terbaru, Kota Delta memiliki area wisata edukasi berkuda dan panahan. Letaknya di Desa Kalidawir, Kecamatan Tanggulangin.

Read More

SETIAP sore, biasanya banyak warga yang datang ke wahana tersebut. Mayoritas adalah mama muda (mamud). Mereka memenuhi kursi penonton sambil membawa anak mereka yang belum remaja. Mereka menyaksikan para penunggang kuda beraksi di lapangan.

Area wisata berkuda dan panahan tersebut memang memiliki konsep yang terbuka. Bagian tengahnya berupa lahan sangat luas yang dikelilingi pagar pembatas dari besi.

Di lahan itulah, para penunggang kuda beraksi. Ada para atlet olahraga berkuda. Ada pula warga yang ingin menjajal kemampuan untuk menunggangi kuda dengan berbayar.

Wisata edukasi olahraga berkuda dan panahan tersebut diresmikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada 24 Oktober 2020. Di lokasi itu, pengunjung dan warga yang datang bisa berlatih menunggang kuda serta belajar memanah.

Sang pendiri, Zahlul Yussar, mengisahkan berdirinya objek wisata tersebut. Awalnya, empat tahun silam, dia memelopori kegiatan berkuda melalui Yussar Stable and Riding Club yang didirikannya. ”Sebelumnya, kegiatan berkuda itu dilakukan di Desa Balongdowo, Kecamatan Candi. Dengan menyewa lapangan yang harus bergantian dengan jadwal pasar malam,” katanya.

Kondisi tersebut tentu tidak nyaman. Namun, Yussar tidak patah arang. Dia tetap mengembangkan aktivitas berkuda. Hingga banyak muridnya yang menjadi atlet nasional.

Yussar yang memiliki lahan seluas 2 hektare di Desa Kalidawir itu akhirnya memiliki gagasan untuk membuat tempat berkuda di sana. Gayung bersambut, masyarakat pun senang dengan ide tersebut. Yussar ingin menghidupkan desa yang seolah-olah seperti ”desa mati” dan tertinggal.

Tanah yang dulu berupa rawa diuruk tanah. Tanah tersebut disulap sebagai lapangan yang nyaman untuk berkuda. Tak hanya itu, dia juga mengembangkan sarana wisata panahan. ”Tidak hanya berfokus di kuda. Panahan juga terus dikembangkan. Nanti ada wisata sungai,” lanjut laki-laki 25 tahun itu.

Saat ini warga yang masuk ke area tersebut masih gratis. Pengunjung hanya membayar jika ingin menunggang kuda. Tempat wisata di desa itu bakal dikembangkan lebih luas. Yussar menyebutkan, ada lebih dari 10 hektare tanah kas desa yang bakal digunakan sebagai tempat wisata berkonsep edukasi dengan sarana lengkap. ”Saya ingin mengubah mindset sebagian kalangan yang menganggap berkuda hanya bisa dilakukan orang kaya. Ada anak tidak mampu yang dididik dan berhasil jadi atlet kuda nasional,” ujarnya.

Baca Juga: Mudik Lokal Dilarang, Pemkot Surabaya Perketat Perbatasan

Lembu Syailendra Amiseno, salah seorang anak yang aktif berkuda di sana, mengaku senang tempatnya belajar berkuda kini menjadi objek wisata. Dia makin bersemangat saat banyak warga yang menonton atraksinya. ”Mulai usia 4 tahun sudah berlatih. Pernah dibawa lari kuda. Sempat takut. Tapi, sekarang sudah tidak,” ucap bocah 8 tahun itu.

Related posts