Pol Espargaro menegaskan keputusan pindah dari KTM ke Honda bukan untuk podium MotoGP. Pembalap Spanyol tersebut sudah siap ketika mengalami masa adaptasi berat.
Karakter motor buatan Austria dan Jepang tentu berbeda. Espargaro butuh waktu mempelajari semuanya dan mencari gaya balap yang sesuai.
Penampilannya para paruh pertama MotoGP 2021 merosot dibandingkan sebelumnya. Ia finis urutan 10 tiga kali dan dua P8.
Espargaro mencatat rapor lebih baik sejak MotoGP Inggris, di mana ia menyelesaikan lomba pada peringkat kelima. Lalu posisi ketujuh GP San Marino, P10 GP Amerika Serikat, runner-up GP Emilia Romagna dan peringkat keenam MotoGP Algarve.
Dalam wawancara eksklusif dengan Motorsport.com, adik Aleix Espargaro mengungkapkan tak terobsesi dengan podium.
“Tanpa ragu, hasil itu seperti mengangkat beban dari bahu saya, tapi saya tidak ada di Honda untuk mencetak podium, melainkan menjaga konsistensi. Pastinya, saya memilih dapat beberapa peringkat keempat di awal musim daripada podium yang terlambat,” tuturnya.
“Bukan sebuah obsesi mencapai podium. Obsesi saya adalah kencang di semua balapan. Terkait, mencapai posisi kedua artinya ketika segala sesuatu bekerja dengan baik, saat saya tahu bisa kencang, bisa melakukannya.”
Polyccio punya kebiasaan mengkritisi diri sendiri. Hal itu makin kuat ketika ia gabung skuad pabrikan sayap tunggal itu. Namun, tak sekali pun Espargaro menyesali pilihan pindah ke Honda.
“Ada momen sangat berat, banyak. Tanpa lebih jauh di Barcelona, itu adalah balapan buruk. Saya juga jatuh, akhir pekan kurang bagus dan saya harus melihat bagaimana KTM menang dengan solvabilitas luar biasa,” ia menerangkan.
“Di sirkuit lain, kurang lebih ada kisah sama, tak dapat hasil sangat sulit. Tapi, saya tidak bodoh. Saya tahu kenapa datang kemari dan tahu hasil yang perlu dicapai dengan motor ini dan warna ini. Ketika mereka tak tercapai, saya orang pertama yang mengritik diri sendiri dan tidak gembira.
“Ketika Anda mengambil keputusan karena saat itu, Anda berpikir bahwa itu yang terbaik. Setelah melihat ke belakang dan berpikir bahwa itu kesalahan atau apa yang mungkin dilakukan di tempat lain adalah salah.
“Anda tak perlu berpikir tentang itu karena tak akan membawa Anda kemana pun. Itu kontraproduktif. Dengan keputusan yang dibuat, Anda harus maju, membuat hasil sebaik mungkin dan tidak menyesalinya. Tak ada gunanya.”
Tahun pertama di Honda, tampak dari luar kehidupan rider 30 tahun tersebut tak ada perubahan besar. Namun, faktanya tidak seperti itu.
“Sungguh disayangkan, di mata media, tidak ada perubahan besar karena hasilnya tidak sejalan. Di level kritik, saya telah menyadarinya, tapi saya kira mereka menghormati tahun penyesuaian sedikit, terutama karena para pembalap pendahulu saya, mengalami kesusahan pada musim pertama. Berdasarkan itu, saya sudah membuat sedikit perbedaan,” ia menguraikan.
“Saya menyukai melakukan itu lebih sering, tapi podium atau pole adalah hasil pembalap lain yang sudah pernah mengalami situasi seperti saya di masa lalu. Saya punya margin itu. Tapi, itu selesai dan mulai tahun depan, saya tak lagi punya margin. Kami harus tampil jauh lebih baik.”