Jacksen F. Tiago Tak Bisa Teriaki Pemain, Merasa Tersiksa di Bench

Jacksen F. Tiago Tak Bisa Teriaki Pemain, Merasa Tersiksa di Bench

BabatPost.com-Babak baru Jacksen F. Tiago di lapangan hijau dimulai. Setelah sukses sebagai pemain dan pelatih, kini dia menjajal posisi anyar dalam dunia sepak bola. Yaitu, manajer tim.

————–

Read More

Jacksen duduk di hadapan puluhan Pasoepati. Suporter Persis Solo itu ’’menggeruduk’’ manajemen. Mereka meminta penjelasan soal kesiapan tim di babak 8 besar Liga 2.

Pria asal Brasil itu tidak sendirian. Ada pula Direktur Utama PT Persis Solo Saestu (PSS) Kaesang Pangarep. Meski ada sang bos, Jacksen lebih dominan.

Dia lebih banyak bicara, menjelaskan rencana klub ke depan. Jacksen sama sekali tidak gugup. Sesekali dia malah melemparkan lelucon. ’’Sudah ya? Saya sudah ditelepon istri, disuruh pulang ke Surabaya,’’ selorohnya sambil memegang smartphone.

Guyonan itu disambut tawa oleh Pasoepati. Pertemuan di Persis Store kemarin siang itu memang berlangsung gayeng. Manajemen Persis maupun Pasoepati saling memberikan support.

Itu jadi tugas luar lapangan pertama Jacksen sebagai manajer. Bagi dia, bertemu suporter bukanlah hal baru. ’’Di Persebaya, saya juga sering berkomunikasi langsung dengan Bonek,’’ katanya kepada Jawa Pos.

Bahkan, dia menyebut banyak belajar dari sosok almarhum Susanto. Pria yang akrab disapa Haji Santo itu adalah ketua harian Persebaya saat juara Liga Indonesia musim 2004. Kebetulan, Jacksen adalah pelatihnya.

Berita Terkait :  Jadwal Siaran Langsung Uji Coba Indonesia vs Fiji 2 September 2017 Live di RCTI

’’Saya ini didikan Haji Santo. Saya pakai ilmu beliau. Bahwa suporter adalah pionir klub,’’ tambahnya.

Bekal ilmu dari Haji Santo itu pula yang membuat Jacksen yakin menerima tawaran sebagai manajer. ’’Apalagi, saya adalah orang yang yakin dengan kemampuan yang saya miliki,’’ tegas pria yang akrab disapa Bigman itu.

Bagaimana bisa Persis menawari posisi sebagai manajer? Semua bermula dari kedatangannya saat laga Persis kontra PSIM Jogjakarta di Stadion Manahan, Solo (15/11). ’’Awalnya saya cuma mau nonton Beto (Goncalves) main,’’ ungkapnya.

Berita Terkait :  Persija vs Bali United: Momentum ke Papan Atas

Tapi, manajemen Persis kemudian memberikan tawaran. Kebetulan, Jacksen pernah melakukan komunikasi dengan pihak manajemen. Sebab, Persis pernah ingin merekrut Hugo Samir, putra sulungnya.

Sejak kedatangannya di Manahan, jalinan komunikasi semakin intens. ’’Sampai akhirnya saya ada di posisi ini (manajer),’’ tambahnya.

Masukan dari Beto juga membuat Jacksen makin yakin berlabuh ke Persis. ’’Apalagi, saya sudah kenal baik dengan Beto,’’ jelasnya.

Selain itu, dia yakin bisa berkolaborasi maksimal dengan pelatih Persis Eko Purdjianto. Sebab, Eko pernah jadi asisten pelatih Stefano Cugurra di Bali United. ’’Jadi, saya rasa dia (Eko) tahu karakter orang Brasil bagaimana. Makanya, saya mau ke sini (Persis),’’ ungkap mantan pelatih Barito Putera itu.

Selama jadi manajer, Jacksen tidak akan mencampuri urusan Eko. ’’Meski saya lebih berpengalaman sebagai pelatih kepala,’’ jelasnya.

Di bench, dia hanya akan diam. Tidak eksplosif seperti saat jadi pelatih. Itu sejatinya sudah terlihat kala Persis menghadapi PSCS Cilacap (30/11). ’’Saya lebih banyak diam. Saya sempat memberi masukan ke Irfan Bachdim, tapi itu pun atas seizin coach Eko dulu,’’ bebernya.

Berita Terkait :  Kiper Baru asal Korea Selatan Serius Belajar Bahasa Indonesia

Bagi dia, itu adalah bagian tersulit sebagai manajer. Berada di bench, tapi tidak bisa memberikan arahan ke pemain. ’’Sangat berat. Menahan diri di bench itu seperti sebuah fight dengan diri saya sendiri. Mencoba untuk tidak berteriak di lapangan adalah sisi paling sulit untuk dihadapi,’’ jelas pelatih 53 tahun tersebut.

Tapi, dia harus mulai terbiasa menahan itu. ’’Karena saya juga harus respek dengan coach Eko,’’ tambahnya.

Bersama Persis, dia berharap bisa meninggalkan legacy. Sebagai pemain dan pelatih, Jacksen pernah mempersembahkan trofi. Dia kini berharap kariernya sebagai manajer juga berbuah trofi Liga Indonesia.

’’Motivasi saya adalah agar bisa meninggalkan legacy di kota Bapak Presiden Joko Widodo. Memberi gelar dan membuat beliau (presiden) bahagia,’’ ucapnya.

Related posts