Kali Ini, Iwan Setiawan Mundur dari Persela dengan Senyuman

Kali Ini, Iwan Setiawan Mundur dari Persela dengan Senyuman

BabatPost.com-Biasanya, ada konflik yang mengiringi tiap kali Iwan Setiawan mundur atau dipecat oleh manajemen klub yang dia latih. Namun, di Persela Lamongan, hal itu tidak terjadi. Malah, Iwan merasa mundur dari posisi pelatih kepala Persela dengan senyuman. Kok? Berikut wawancara Jawa Pos dengan Iwan Setiawan.

Banyak spekulasi bermunculan. Ada yang berkata Anda dipecat manajemen Persela. Ada juga isu bahwa Anda yang memutuskan mundur. Sebenarnya apa yang terjadi?

Read More

Yang benar saya mundur. Saya memang meminta mundur dan langsung diamini manajemen. Intinya, saya masih menjaga hubungan dengan manajemen dan suporter.

Apa alasan Anda mundur dari Persela?

Berita Terkait :  Prediksi Piala Presiden Persela Lamongan vs Bhayangkara FC 25 Januari 2018 Live di Indosiar

Terjadi perubahan gaya bermain. Seri satu dan dua, kami solid di pertahanan. Saya membangun tim ini dari awal dengan compact defense dan counterattack. Tapi, ke sini-sini, saya tidak tahu kenapa permainan anak-anak terlalu menyerang.

Dampaknya pertahanan longgar dan kalah. Ini sebenarnya jadi tanda tanya saya. Siapa yang minta perubahan permainan itu di atas lapangan. Saya sudah evaluasi, tapi keburu mundur.

Apakah Anda sakit hati dengan banyaknya kritik dan hastag #IwanOut sebelum memutuskan mundur?

Yang pertama, kepergian saya kali ini dari Persela dengan kondisi harus berhenti di tengah jalan agak berbeda dari kondisi sebelumnya. Dengan tim-tim sebelumnya. Di Persela, saya pergi dengan senyum.

Kenapa? Karena saya punya hubungan tetap harmonis dengan manajemen. Saya juga merasa menjaga hubungan baik dengan suporter. Itu terbukti dari percakapan mereka langsung dengan saya ketika mundur.

Mereka (suporter) telepon, dari petinggi-petinggi suporter. Tanya kenapa Coach pergi, sementara kami tidak ada tuntutan Coach mundur. Kata mereka tidak pernah menuntut Coach mundur. Yang Coach lakukan yang terbaik. Itu bahasa suporter ke saya. Yang kedua, saya pergi dalam kondisi tim Persela tidak dalam zona degradasi.

Berita Terkait :  Hasil BSU VS Persela Lamongan, 1-0

Ada pendapat yang menyebut Anda sebagai pelatih setengah jalan. Artinya, beberapa kali tidak pernah menangani tim dari awal sampai akhir musim. Bagaimana?

Ini berbeda. Dari Persija tidak dipecat ya, di sana saya mundur. Saat itu kondisi tim tidak kondusif, manajemen sedang sulit saat itu. Ditambah saya selalu jadi bulan-bulanan di media.

Pressure tinggi, suporter tidak tahu kondisi di dalam tim. Saya datang ke Ferry Paulus untuk mundur. Di Borneo, itu karena saya merespons aksi suporter yang menghujat saya.

Akhirnya di preskon saya marah. Saya merasa Borneo rumah saya. Sampai saat ini hubungan dengan bos Nabil bagus. Saya akui saat marah lepas kontrol. Jadi, atas marahnya saya, suporter merespons negatif. Akhirnya manajemen memberhentikan saya karena tuntutan suporter. Konflik dengan suporter.

Berita Terkait :  Pasti Terdegradasi, Pelatih Karteker Persela Minta Pemain Tetap Fight

Kalau di Persebaya?

Di Persebaya ini, akumulasi dari semua masalah. Juga dengan suporter. Saya bawa Persebaya juara turnamen pramusim. Tapi, di media, semua pemberitaan waktu itu menyudutkan saya.

Plus ada konflik dengan klub internal Persebaya karena saya dianggap tidak mengakomodasi pemain internal. Kondisi sudah tidak nyaman di kompetisi.

Puncaknya, pertandingan berikutnya di Martapura. Padahal, Bonek tahu kita dikerjai wasit di sana. Lucunya, Bonek marah kepada wasit, habis gitu menghujat saya karena kepemimpinan wasit tidak jujur. Terjadi konflik itu.

Apa rencana Anda ke depan setelah tidak bersama Persela?

Mengalir saja saat ini. Kalau memang ada, secepatnya dapat klub akan saya ambil. Jujur saja, sekarang saya meninggalkan Persela dalam kondisi tersenyum. Saat pamitan, anak-anak semua menangis karena saya merasa kita berjuang cukup keras dengan kondisi tim.

Senyaman apa di Persela?

Yang jelas, saya merasa berada di klub yang standar. Memenuhi semuanya.

Related posts