Pada tahun pertama setelah era Andrea Dovizioso berakhir, Ducati memiliki bintang baru Francesco “Pecco” Bagnaia. Apa tanggapan runner-up tiga kali MotoGP itu soal suksesor dan mantan timnya tersebut?
Tim pabrikan Ducati memulai MotoGP 2021 dengan line-up pembalap yang benar-benar baru. Jack Miller dan Francesco Bagnaia dipromosikan dari tim satelit Pramac Racing pada musim dingin lalu.
Miller telah membuat penampilan impresif dalam kejuaraan tahun 2020. Rider Australia tersebut selalu sukses menembus 10 besar dan empat kali meraih podium dan menutup musim di peringkat ketujuh.
Pada sisi lain, Bagnaia menempati urutan ke-16 klasemen akhir dan masih harus menjalani banyak hal. Namun ia jelas telah memperlihatkan potensi besar dengan merengkuh podium kedua di Misano.
Yang pasti, keputusan berisiko Ducati menggantikan Andrea Dovizioso dan Danilo Petrucci dengan dua pembalap muda pada akhirnya membuahkan hasil, bahkan prosesnya tak membutuhkan waktu lama.
Musim 2021, Pecco Bagnaia menyelesaikan MotoGP sebagai runner-up. Ia bahkan punya peluang juara sebelum pupus akibat crash di Grand Prix Emilia Romagna, yang membuat Fabio Quartararo (Yamaha) mengklaim gelar.
Meski harus mengakui keunggulan Quartararo, bersama Jack Miller, Pecco berhasil mempersembahkan titel tim bagi Ducati dan ikut berandil membawa pabrikan Borgo Panigale mengklaim gelar konstruktor.
Andrea Dovizioso, yang membela Ducati sejak 2013 dan memainkan peran kunci dalam kebangkitannya, tidak lagi menemukan tempat dalam skuad Italia setelah memutuskan berpisah pada akhir tahun 2020.
Selama delapan musim, sang rider memberikan Ducati tiga gelar runner-up (2017-2019). Dovi menutup MotoGP 2020 di posisi keempat. Ia gagal memanfaatkan absennya Marc Marquez untuk jadi juara dunia.
Tetapi banyak yang penasaran dengan pandangan pembalap Italia tersebut, yang kini bergabung dengan Yamaha, terkait pencapaian para penerusnya di Ducati, terutama sang kompatriot Francesco Bagnaia.
“Pecco telah melakukan pekerjaan yang sangat baik di Ducati. Setelah beberapa balapan, dia mampu memberikan penampilan yang sangat konsisten,” tutur Dovi tentang juniornya.
“Dia selalu dapat ditemukan di barisan depan, baik itu dalam kualifikasi dan juga balapan. Saya hanya bisa mengucapkan selamat kepadanya,” rider 35 tahun tersebut menambahkan.
Dovizioso juga meyakini bahwa proyek Desmosedici sekarang tidak bisa dibandingkan dengan masa-masa awalnya. Menurut pembalap Yamaha RNF Racing itu, Ducati makin menuju ke arah yang diharapkan.
“Ketika Anda selalu melihat banyak pembalap Ducata di atas, itu menunjukkan sesuatu telah terjadi. Jadi tidak ada masalah. Saya pikir mereka telah melakukan pekerjaan dengan baik.”
Lantas, apakah Dovi bangga dengan kontribusinya untuk Ducati? “Di MotoGP, motor tidak dikembangkan dari satu balapan ke balapan berikutnya. Ini bukan hanya tes musim dingin, tetapi periode waktu yang lebih lama,” ujarnya.
“Saya tahu betapa sulitnya mengembangkan sebuah motor dan berapa banyak waktu dan pekerjaan yang harus Anda investasikan bersama dengan para engineer. Anda harus memperhatikan semua area motor.
“Saya pikir semua orang di Ducati sadar akan hal itu,” Dovizioso mencoba bersikap diplomatis, menahan diri untuk tidak memberikan indikasi jelas tentang perasaannya soal kontribusinya.