Destinasi yang satu ini aslinya adalah perkampungan di Desa Olean, Kecamatan Situbondo, yang hanya dihuni 26 KK. Namun, berkat kerja keras warga, kawasan tersebut menjadi objek wisata yang menawarkan beragam keindahan.
—
MEMASUKI Kampung Karang Kenek, pengunjung langsung disuguhkan dengan rumah-rumah panggung yang terbuat dari bambu yang eksotis. Bangunan-bangunan tersebut memang menjadi pemandangan utama di objek tersebut.
Beberapa rumah panggung dihubungkan dengan jembatan dari bambu. Banyak pengunjung yang tertarik berjalan di lorong-lorong bambu itu. Tak sedikit yang mengabadikannya melalui kamera telepon seluler.
Jika wisatawan berada di sana saat sore, suasananya tambah asyik. Sebab, mereka bisa menyaksikan indahnya sunset alias matahari terbenam di peraduannya.
Tak hanya itu, pengunjung bisa menikmati aneka wahana yang tersaji di taman bermain. Ada arena panahan, ayunan, kolam renang, atau tempat bersantai. Sambil bersantai, pengunjung juga bisa memesan kopi atau aneka makanan ringan di warung yang berada di lingkungan Wisata Karang Kenek.
Kepala Desa Olean Anshori menerangkan bahwa objek wisata yang dikelola kelompok sadar wisata (pokdarwis) tersebut dikembangkan sejak 2018. Dibangun sebagai wisata penunjang dari Kampung Karang Kenek yang tak jauh dari lokasi tersebut. ”Karena kalau hanya ke Kampung Karang Kenek, pengunjung hanya disuguhi pemandangan perumahan. Makanya, perlu kami buatkan wisata pendukung,” terang Anshori.
Ada belasan warga yang tergabung dalam kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang mengelola objek wisata yang populer disebut KK26 tersebut. ”Alhamdulillah, para anggota pokdarwis bisa merasakan dampak ekonomi dari pengelolaan wisata ini. Tapi, sejak pandemi, apalagi penerapan PPKM darurat, semua jadi berbeda,” imbuh Anshori.
Meski sudah dikenal luas, pengelola objek wisata tersebut tak mau berpuas diri. Sejumlah rencana pengembangan sudah dilakukan. Salah satu yang sudah disiapkan adalah PPKM alias program pemberdayaan konservasi masyarakat. ”Kami nanti bikin per klaster untuk memberikan edukasi tentang konservasi alam atau lingkungan,” kata Ketua Pokdarwis Desa Olean Yudhistira Hari Sandi.
Yudhis mencontohkan budi daya stroberi yang belum ada di Situbondo. Nanti coba dilakukan di Wisata KK26. ”Kami adakan di sini. Ada juga pertanian milenial atau smart farming dengan teknologi hidroponik,” papar Yudhis.
Dia menegaskan, ke depan edukasi konservasi lingkungan akan menjadi salah satu identitas di objek Wisata KK26. ”Semua jenis tanaman, termasuk tanaman toga, berada dalam satu kompleks. Ada rumah singgah juga,” sebut Yudhis.
Misteri Dusun dengan 26 Kepala Keluarga
Selain populer karena memiliki objek wisata nan eksotis plus pergelaran sebuah festival, Kampung Karang Kenek juga menyimpan sebuah misteri yang sampai saat ini tak pernah terjawab.
Di kampung tersebut, jumlah kepala keluarga (KK) tak boleh melebihi 26 orang. Jika lebih, akibatnya bisa fatal. Bisa berujung pada kematian. Kok bisa?
Ketua Adat Kampung Karang Kenek Ki Arief Sakaraman mengaku tidak bisa menjelaskan secara logis peristiwa itu. Yang pasti, mitos tersebut hingga kini masih terus diyakini oleh masyarakat setempat. Tak ada berani yang melanggar. ”Ya karena sejak pendahulu-pendahulu, kami sangat percaya itu dan memang terbukti,” terangnya kepada koran ini.
Masyarakat setempat pun berusaha terus mempertahankan agar jumlah jumlah kepala keluarga tak lebih dari 26 orang. Tidak sedikit warga di Karang Kenek dengan kesadaran sendiri keluar dari rumahnya saat ada pertambahan jumlah kepala keluarga. Misalnya, saat ada pernikahan.
Jangan heran jika kemudian di Karang Kenek dijumpai pekarangan atau rumah kosong yang ditinggal pemiliknya pindah ke tempat lain. Itu merupakan salah satu upaya mempertahankan jumlah 26 KK. Sebab jika tidak demikian, biasanya akan diikuti kematian warga. ”Entah yang tua meninggal atau yang muda karena sesuatu hal,” terang Ki Arief.
Sejumlah warga mengaku memercayai mitos tersebut bukan tanpa alasan. Salah satunya juga diyakini oleh para pendahulunya. Bukan itu saja, kepercayaan tersebut terus terjaga karena memang selama ini telah terbukti.
Pernah beberapa kali Dusun Karang Kenek dihuni lebih dari 26 KK. Hanya berselang beberapa bulan, terjadi kematian. Kejadian semacam itu tidak hanya sekali atau dua kali. ”Makanya jumlah kepala keluarga di Karang Kenek hingga kini masih menjadi sebuah misteri kenapa harus berjumlah 26,” ungkap Ki Arief.
SEKILAS TENTANG OBJEK WISATA KARANG KENEK (KK26)
– Terletak di Dusun Karang Kenek, Desa Olean, Kabupaten Situbondo.
– Objek ini mulai dikembangkan pada 2018.
– Pengelolanya adalah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Olean.
– Sajian utamanya adalah deretan rumah panggung yang dipadu dengan boardwalk (jembatan wisata) berbahan bambu.
– Fasilitas lain yang disediakan, antara lain, kolam pemandian, pondok wisata, kebun bunga dan pusat jajanan kuliner khas desa, hingga aneka bibit bunga.