Perubahan Tren Wisata Selama Pandemi

Jawapos TV

BabatPost.com – Pandemi yang terjadi sejak 2020 berdampak dengan tren berwisata. Menurut founder Whatravel M. Arif Rahman, saat ini terdapat lima tren wisata selama pandemi. Yaitu, staycation, voluntourism, virtual tourism, road trip, dan wisata alam.

Model wisata itu diungkap M. Arif Rahman dalam diskusi virtual bersama Komunitas Pegiat Mendaki Whatravel Trekking Community bersama Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) pada Minggu (7/11).

Read More
Berita Terkait :  Keindahan Kampung Anggrek dan Semarak Kampung Pelangi di Tulungagung

M. Arif Rahman mengatakan, selama pandemi wisatawan mulai beralih dari mass tourism, menjadi special interest tourism seperti staycation, voluntourism, virtual tourism, road trip, dan wisata alam.

“Wisata alam menjadi tren populer yang digemari masyarakat dalam kondisi new normal. Khususnya wisata alam yang berbasis petualangan seperti trekking, snorkeling, diving, hiking, dan sebagainya. Wisata alam bersifat outdoor dan memberikan wisatawan keleluasaan lebih untuk menerapkan physical distancing,” ujarnya.

Dia menyebut bahwa saat ini wisata curug atau trekking menuju air terjun menjadi daya tarik tersendiri. Selain lokasi yang tidak begitu jauh dari Jakarta, masyarakat tidak perlu merogoh kocek yang dalam. Biayanya sangat terjangkau. Selain itu kini sudah banyak pilihan agen travel dengan pendampingan guide yang handal yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan para traveler.

Berita Terkait :  Kegiatan Seru Pengisi Liburan, Sendiri atau Dengan Keluarga

Sementara itu, Ketua Umum KABAR Ariyo Bimmo menyampaikan tentang konsep pengurangan bahaya (harm reduction) yang erat relevansinya dengan aktivitas jelajah alam bebas, maupun kegiatan sehari-hari.

“Pendekatan harm reduction dekat dengan kehidupan kita. Khususnya saat traveling. Kita perlu mengurangi bahaya terhadap lingkungan, kualitas udara, dan kenyamanan orang di sekeliling kita,” ujarnya.

Salah satu contohnya, pengurangan bahaya terkait dengan kebiasaan merokok. Akibat dibakar, rokok menghasilkan asap mengandung TAR yang berisiko terhadap kesehatan, mencemari udara dan lingkungan. Bahkan bisa mengganggu orang lain di sekeliling traveler atau pendaki.

Berita Terkait :  Kecantikan Sentono Gentong, Pacitan, dan Kisah Tumbal dari Persia

“Daripada merokok, penggunaan produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik, produk tembakau dipanaskan, dan bisa mengurangi bahaya mencemari lingkungan,” imbuh dia.

Related posts