Satu lagi desa wisata yang menawarkan nuansa lereng pegunungan layaknya di Negara Nepal. Letaknya di Dusun Butuh, Desa Temanggung, Kaliangkrik, Kabupaten Magelang.
—-
DUSUN yang terletak di lereng Gunung Sumbing itu sebenarnya sudah lama menyimpan keindahan yang potensial menjadi sebuah destinasi wisata. Namun, kawasan di ketinggian 1.600 mdpl tersebut baru populer pada Agustus tahun lalu, di tengah-tengah uji coba new normal untuk menghadapi pandemi Covid-19.
Dulunya tidak ada warga sekitar yang tahu kalau Dusun Butuh mirip Nepal. Hanya dikenal sebagai salah satu jalur pendakian Gunung Sumbing. Sampai akhirnya, pada akhir 2019, ada seorang pendaki gunung yang pernah singgah di Nepal. Pendaki tersebut merupakan seorang wartawan di salah satu televisi swasta.
Dia lantas mengambil gambar Dusun Butuh dengan drone. Dia menyatakan, kawasan tersebut sangat mirip dengan tempat yang pernah dikunjunginya. ’’Gambar yang diambil melalui drone itu kemudian di-posting di akun media sosial. Lalu, tempat kami dimiripkan dengan sebuah kota di Nepal. Namche Bazaar namanya,’’ ujar Lilik Setyawan, kepala dusun Butuh yang juga pengelola Nepal van Java.
Setelah posting-an itu, ternyata banyak orang yang penasaran. Lilik bersama warga Dusun Butuh pun tidak mengira. Mereka sampai kewalahan meladeni pengunjung yang mengalir tiada henti.
’’Saat itu belum dinamai Nepal van Java. Saya berpikir kalau di Bandung disebut Paris van Java. Maka, di sini bisa disebut Nepal van Java,’’ jelas Lilik kepada wartawan koran ini.
Dari situlah, warga setempat mengembangkan kawasan tersebut sebagai destinasi wisata. Salah satu yang menjadi daya tarik kawasan itu adalah paduan panorama alam dan kawasan permukiman. Rumah warga di Dusun Butuh menumpuk di lereng gunung. Semakin indah karena dicat dengan beragam warna. Selain itu, dinding-dinding rumah dihiasi gambar maupun mural.
Dalam pengelolaannya, Lilik menyerahkan kepada anak muda di Dusun Butuh. Saat ini, untuk masuk ke kawasan Nepal van Java, pengunjung dikenai tarif yang terjangkau, cukup Rp 10 ribu.
Di Nepal van Java, pengunjung akan diajak berkeliling dusun sambil berfoto di beberapa spot yang disediakan. Bagi yang tidak kuat berjalan kaki, disediakan jasa ojek untuk mengitari dusun.
Jika ingin ke Nepal van Java, pengunjung disarankan datang pada Juli maupun Agustus karena cuacanya cerah. Dengan demikian, pengunjung bisa melihat jelas Gunung Sumbing dan permukiman warga, tanpa terhalang kabut.
Pengunjung yang ingin bermalam di Nepal van Java juga bisa menyewa homestay yang dibuat satu rumah dengan warga. ’’Supaya saling berinteraksi. Bukan homestay yang bangunannya sendiri,’’ katanya.
Lilik menyatakan, selama ini pengunjung Nepal van Java mayoritas berasal dari wilayah Jawa Tengah dan Jogjakarta.
Kini, Warga Tak Khawatir Lagi Panen Menurun
SEBAGAIMANA desa-desa wisata lain yang sudah eksis, Nepal van Java tak sekadar menghadirkan warna baru dunia pariwisata, terutama di Magelang. Keberadaannya mampu menggerakkan perekonomian.
Kini warga punya opsi lain untuk memperoleh pemasukan. Tak lagi mengandalkan hasil pertanian saja. Ada yang berjualan, ngojek, dan lainnya. Para pemuda yang ikut mengelola objek wisata tersebut pun memperoleh pemasukan.
’’Kalau pas hasil pertanian sedang tidak bagus, warga bisa memperoleh pendapatan dari sektor wisata. Apalagi saat musim kemarau,’’ ungkap Setioko, salah seorang warga di Dusun Butuh.
Potensi besar Dusun Butuh yang kini sudah bermetamorfosis menjadi objek wisata mendapat atensi dari pemerintah daerah setempat. ’’Untuk desa wisata yang memiliki daya tarik wisata seperti Nepal van Java ini, tentunya benar-benar kami dampingi untuk pengembangan,’’ tutur Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Magelang Slamet Achmad Husein.
Kehadiran Nepal van Java turut mewarnai wajah baru sektor pariwisata di Kabupaten Magelang. Di samping itu, adanya Nepal van Java juga menambah potensi wisata yang ada. ’’Di antara 230 daya tarik wisata di Kabupaten Magelang, 83 adalah wisata alam. Termasuk Nepal van Java,’’ imbuhnya.
Di tengah situasi pandemi seperti saat ini, dibutuhkan pengembangan ide dan kreasi. Apalagi, kata Husein, saat ini tren wisata alam tengah naik daun. Dia juga berharap pengembangan wisata Nepal van Java dapat memberdayakan masyarakat.