Yamaha tidak tenang mendengar kabar bahwa Fabio Quartararo sudah dirayu dua tim untuk MotoGP 2023. Pabrikan Jepang itu bertekad menuntaskan perpanjangan kontrak sebelum duel pembuka musim depan.
Quartararo membuktikan bahwa tak bersinar pada kategori Moto3 dan Moto2 bukan berarti bakal suram saat naik ke MotoGP. Kemampuannya diendus oleh petinggi Petronas SRT, Razlan Razali.
Bertengger di peringkat ke-10 Moto2 2018, tak lantas membuat Razali ragu membawanya ke kompetisi level tertinggi. Lagipula, mereka tak punya pilihan lain kecuali merekrut para rookie karena gajinya lebih murah. Jadi Quartararo dan Franco Morbidelli didatangkan.
Di luar dugaan, pertaruhan mereka berbuah manis. Quartararo hanya butuh dua putaran untuk mendulang poin pertama bagi tim satelit Yamaha, empat balapan merebut pole position dan tujuh lomba untuk naik podium.
Pada musim debutnya, ia langsung sampai ke peringkat kelima dengan 192 poin. Musim 2020, Quartararo langsung membuat gebrakan dengan merangkai dua kemenangan di balapan awal. Setelah itu, ia kerepotan mengendalikan M1 sehingga turun posisi kedelapan dengan tiga peringkat pertama.
Kekecewaan tersebut jadi bahan bakar musim ini. Bermodal YZR-M1 yang tak sekencang Ducati, pilot 22 tahun tersebut menggondol mahkota juara dunia MotoGP 2021.
Ia meraup 278 poin setelah mencetak 5 kemenangan, 2 runner-up dan 3 peringkat ketiga. Pembalap Yamaha Factory Racing memimpin 26 poin dari rival terdekatnya Francesco Bagnaia, rider pabrikan Ducati.
Tak heran kalau ada lawan yang berminat menggunakan jasanya. Yamaha tentu tidak mau kehilangan aset yang menghentikan paceklik juara selama enam tahun.
Selain itu, mereka ingin pembalap fokus mengukir prestasi ketika merasa kontraknya sudah aman. Strategi diterapkan pada Jorge Lorenzo, Valentino Rossi, Maverick Vinales dan Quartararo.
Setiap kali, Yamaha akan menawarkan kontrak minimal dua tahun. Hal ini dikonfirmasi oleh Managing Director Lin Jarvis.
“Kami pasti akan bicara dengannya. Kami melakukan itu berkali-kali. Kami ingin sukses bersama tahun depan,” ucapnya dilansir Marca.
“Kami mau membahas banyak hal. Tentu saja, kami ingin Fabio dalam tim pabrikan di masa depan, jadi kami perlu bernegosiasi dengannya dan perwakilannya tentang kemungkinan perpanjangan kontrak.
“Komitmen sekarang selesai akhir musim 2022. Bagi saya, selalu lebih baik jika Anda dapat menghindari negosiasi rumit saat musim masih berjalan. Jadi dari sisi Yamaha, kami tak ragu jika kami dapat melanjutkan hubungan.”
Jarvis tidak memberikan perlakuan istimewa dari sisi durasi kontrak meski status El Diablo adalah juara dunia MotoGP.
“Semua mungkin saja, tapi kami harus ingat bahwa dia sudah punya kontrak hingga 2022 dengan kami. Biasanya, di Yamaha, dengan pembalap kami (kontrak) dua tahun.
“Saya tidak ingat ada pembalap kami yang teken komitmen dengan durasi lebih dari dua tahun. Saya ingat bahwa Valentino di sini 16 tahun, tapi tidak pernah dengan kontrak tunggal,” ia menjelaskan.
Sebelum mengajukan proposal, ada baiknya Yamaha melihat lagi persyaratan yang ditetapkan Quartararo. Pembalap tersebut ingin melihat dulu seperti apa perbaikan M1 dalam tes pramusim di Sepang.
Ia sudah menyampaikan keluhan dan kebutuhan kepada tim teknik. Jadi pembalap Prancis itu tak mau buru-buru membahas kontrak sebelum sesi tersebut.
“Saya tak mau menandatangani apa pun sebelum Malaysia. Saya mau lihat evolusi pada motor. Tidak normal tanda tangan kontrak untuk 2023, tanpa memulai 2022. Jadi saya mau menunggu sejenak untuk melihat apa yang dilakukan Yamaha, terutama ada tidaknya evolusi motor baru di Sepang,” kata Quartararo.
“Saya minta beberapa hal sangat penting. Kemudian, jika mereka tidak membawa apa yang saya minta, setidaknya mereka mencoba dan ada kemajuan kecil. Itu pertandan baik.
“Tapi, kalau saya lihat mereka akan bergerak ke arah berbeda, itu dapat memengaruhi masa depan saya dengan Yamaha.”