Namun, di tangan Erwin Fauzi, Desa Sekarbiru secara cepat berbenah membangun pondasi pemerintahan desa guna mengejar berbagai ketertinggalan.
Sekarbiru sebagai ibu kota Kecamatan Parittiga yang sejak zaman Kasultanan Palembang berkuasa di Tanah Bangka menjadi salah satu pusat tambang bijih timah.
Pada saat ini Sekarbiru telah berubah, baik dari sisi tampilan maupun pola pikir warganya, bahkan mampu menjadi desa pertama di Provinsi Babel yang mendeklarasikan sebagai desa digital.
“Kondisi global saat ini sudah berubah, semuanya dituntut cepat, cermat dan mudah. Dengan pelayanan pemerintahan desa berbasis digital, masyarakat semakin terbantu dan tentunya arsip semakin rapi dan urusan keadministrasian menjadi transparan,” kata Kepala Desa Sekarbiru Erwin Fauzi.
Desa Sekarbiru berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada 2020 memiliki jumlah penduduk 4.543 jiwa dengan luas wilayah 826 hektare, saat ini menjadi salah satu desa percontohan dalam penerapan inovasi desa berbasis digital.
Pelayanan cepat dan akurat
Tantangan pertama saat dilantik menjadi Kepala Desa Sekarbiru pada 1 November 2018 bagi Erwin adalah mengubah tata kelola pemerintahan dari yang sebelumnya tidak prosedural, kurang rapi sekaligus membangun masyarakat berkeinginan kuat untuk maju dengan pemerintahan yang lebih baik.
“Sebagai tahap pertama dilakukan perombakan pola kerja dan menjaga rutinitas rapat mingguan dengan seluruh pegawai di kantor desa, pengurus rukun tetangga dan rukun warga atau kepala dusun agar kita memahami setiap perkembangan dan permasalahan yang ada di warga,” katanya.
Dari kebiasaan baru tersebut muncul beberapa ide inovasi yang bisa diterapkan agar pelayanan pemerintahan semakin baik, cepat dan cermat, salah satunya mengombinasikan pelayanan manual dengan dukungan digital.
Dalam urusan absensi pegawai di lingkungan Kantor Kepala Desa Sekarbiru, saat ini sudah menggunakan “barcode” sehingga disiplin masuk kantor semakin meningkat, hal ini sejalan dengan peningkatan pola pelayanan administrasi kepada warga yang kemudian secara bertahap berubah menjadi serba digital.
Untuk memudahkan mendapatkan informasi, terutama dalam pelayanan pemerintahan, desa sudah menyediakan website desa yang selalu menampilkan data terkini, sehingga warga yang akan mengurus administrasi dan surat menyurat akan lebih terbantu karena sudah tampilkan persyaratan dan langkah yang harus dilakukan sebelum datang ke kantor desa.
“Di situ juga kita tampilkan informasi, pengumuman dan berbagai data pendukung untuk memudahkan warga mendapatkan pelayanan di tingkat desa,” kata mantan sopir bus jurusan Parittiga-Pangkalpinang tersebut.
Seiring perjalanan waktu dan kebutuhan penyediaan layanan prima, Desa Sekarbiru terus berbenah, terutama dengan menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten dengan dukungan teknologi yang memadahi.
“Kami rekrut beberapa pegawai baru, anak-anak muda setempat, yang memiliki kemampuan dan menikmati pekerjaan dalam bidang teknologi, desain, penyebarluasan informasi dan edukasi agar cita-cita menjadi desa digital bisa terwujud,” katanya.
Dengan ketersediaan sumber daya manusia yang mumpuni, tantangan lain yaitu ketersediaan koneksi internet juga menjadi tantangan tersendiri yang harus segera dipecahkan.
Pengalaman bertemu dan melayani banyak orang saat menjadi sopir selama sekitar sembilan tahun memudahkan Erwin dalam mengumpulkan data berbagai kebutuhan mendasar setiap warga yang ada kaitannya dengan pemerintah desa.
“Untuk saat ini sudah beres, seluruh layanan pemerintah desa dilakukan serba digital, mulai dari tanda tangan kepala desa, penilaian kinerja perangkat desa, sinkronisasi data penduduk, bahkan saat ini kami sedang merintis peta digital berbasis foto udara,” katanya.
Dengan adanya foto yang diambil menggunakan “drone” diharapkan nantinya tidak ada lagi permasalahan status lahan, kepemilikan bidang tanah dan juga memudahkan dalam perencanaan pembangunan infrastruktur yang ada di desa tersebut.
“Dengan peta digital tersebut kita akan lebih transparan dan menghindari kemungkinan terjadinya kepemilikan bidang tanah ganda karena seluruh titik koordinat sudah terkunci dalam aplikasi dengan perlindungan ‘barcode’,” katanya.
Edukasi teknologi digital
Untuk mendukung pelayanan serba digital, Desa Sekarbiru juga tidak lupa memberikan edukasi kepada warga yang saat ini sudah sebagian besar memiliki telepon seluler berbasis android.
Warga dibiasakan memanfaatkan waktu senggang dengan mengakses berbagai informasi yang bermanfaat, terutama yang berkaitan dengan upaya mendukung usaha yang ditekuni.
“Banyak informasi yang bisa diakses, pilih yang baik dan bermanfaat. Hal ini juga kami tekankan kepada anak-anak usia dini hingga menengah pertama yang diwajibkan mengunjungi perpustakaan desa,” katanya.
Guna mendukung minat baca generasi usia dini di desa tersebut, pada tahun ini Perpustakaan Nasional menyumbangkan buku sebanyak 700 eksemplar, 350 judul buku,
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bangka Barat Ismantho menyebutkan buku-buku tersebut telah didistribusikan ke desa penerima, setelah sebelumnya para pengelola perpustakaan dan perangkat desa menjalani bimbingan teknis kepustakaan yang dilaksanakan Perpustakaan Nasional.
“Kami berharap buku-buku tersebut bisa melengkapi koleksi perpustakaan, menambah ilmu dan pengetahuan warga setempat,” katanya.
Dengan koleksi buku di Perpustakaan Desa Sekarbiru yang semakin lengkap ditambah ketersediaan komputer dan akses internet cepat, setiap Selasa dan Jumat perpustakaan yang berada di halaman Kantor Desa Sekarbiru dipenuhi anak-anak, baik mereka yang ingin mendapatkan buku bacaan maupun pemanfaatan internet sehat yang sudah disiapkan para petugas.
Penyiapan generasi melek teknologi digital penting dilakukan agar ke depan mereka memiliki daya saing tinggi dan tetap berakhlak mulia sehingga cita-cita sebagai desa digital tidak hanya sebatas pelayanan pemerintah desa namun juga terejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari penduduknya.
Desa Inovatif
Sekretaris Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bangka Barat Yuwanda Eka Putra menyebutkan inovasi pelayanan yang dilakukan pemerintah Desa Sekarbiru tidak terlepas dari hadirnya Undang Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.
Dalam aturan tersebut pemerintah desa tidak hanya memiliki wilayah dan penduduk, namun juga disiapkan anggaran untuk mendukung kegiatan dan program pembangunan dengan menyesuaikan kebutuhan berbasis pemberdayaan dan partisipasi warga.
“Inovasi digital yang dilakukan Desa Sekarbiru berjalan dengan baik dan bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain agar pelayanan menjadi prima, transparan dan partisipatif sehingga bisa mendukung upaya mewujudkan Bangka Barat yang maju, sejahtera dan bermartabat,” katanya.