Restrukturisasi dilakukan KTM menyusul jebloknya rapor mereka di MotoGP 2021. Mike Leitner, yang jadi korban, menilai Francesco Guidotti sosok tepat yang menggantikannya.
Setelah melewati musim mengagumkan pada MotoGP 2020, mereka terjun bebas tahun ini. Melihat lonjakan kinerja Ducati yang signifikan, KTM pun membajak beberapa sosok penting dari tim tersebut.
Pada musim panas, Fabiano Sterlacchini diboyong dan diminta menjabat coordinator departemen teknik skuad Austria. Tak cukup sampai di situ, Guidotti dipanggil lagi dari Pramac Racing, yang terafiliasi dengan Ducati. Ia mengisi kursi manajer tim yang terpaksa ditinggalkan Leitner.
Pria Italia itu jadi kru KTM lebih dari 10 tahun silam, saat berkecimpung di kelas 125cc dan 250 cc. Hal ini juga jadi pertimbangan di samping sukses Guidotti mengantar Pramac Racing menyabet tiga gelar terbaik, yakni tim independen, pembalap independen dan Rookie of the Year.
Leitner mengutarakan kesedihan meninggalkan proyek tersebut tapi akhirnya legawa. Dia memulai dari konsultan dan makin naik jabatan.
“Beberapa tahun lalu, di satu sisi bertugas di trek. Di antaranya, saya juga terlibat dalam teknik, keputusan strategis dan banyak hal,” katanya kepada Motorsport.com.
“Kami bicara tentang topik ini selama bertahun-tahun. Selama tujuh tahun, saya menginvestasikan energi luar biasa agar proyek seperti ini bisa berjalan.
“Sekarang, proyek mencapai poin di mana Anda harus mengaturnya secara strategi. Saya melihat dengan cara seperti itu. Dengan mengatur lagi, maksud saya bahwa Anda harus memberikan lebih banyak wajah dalam proyek ini. Saya kira tidak masalah.”
Guidotti berbeda dengan Leitner yang punya latar belakang sebagai pembalap dan teknisi. Hal ini sempat menimbulkan tanda tanya tentang nasib KTM ke depannya.
Namun, pria 59 tahun tersebut memastikan kalau sosok baru tersebut punya kemampuan mumpuni mengelola tim. Ia sendiri ikut dalam menentukan penggantinya.
“Mengambil peran ini di trek balap, saya pikir dia pria yang baik dan akan mengisi peran dengan tepat,” katanya.
“Dia bukan seseorang yang bisa membuat keputusan teknik. Tapi tak ada yang menuntutnya seperti itu. Dia bertugas membuat tim berfungsi dan tidak harus membangun apa pun. Saya berinvestasi banyak secara hati dan jiwa sehingga kami punya orang yang tepat.”
Leitner berkomentar tentang Sterlacchini yang merupakan komponen penting dalam koordinasi teknik.
“Kami punya area individu yang baik. Dia merupakan orang yang harus mengkoordinasikan segalanya. Itu yang kami hilang. Selama dua tahun, Sebastian Risse dan saya mengambil alih,” katanya.
“Ketika kami ada di trek, tercipta kevakuman. Itu sangat intens karena setelah balapan, kami harus bekerja di segala arah di pabrik. Setiap orang gembira melakukannya, tapi kami mencapai titik di mana kami bisa melihat set-up lebih baik ke depannya.
“Saya setuju dengan pilihan yang diambil sekarang. Saya akan memutuskan peran apa yang akan saya ambil. Itu juga tergantung di mana KTM mau melihat saya. Sekarang, saya melihat secara positif ke masa depan dan menantikan saya pada musim balapan berikutnya.”