Marco Bezzecchi menikmati momen pengenalan motor dalam uji coba MotoGP di Sirkuit Jerez pekan lalu. Pembalap VR46 itu pun menyusun program persiapan untuk musim dingin.
Rookie MotoGP 2022 itu akhirnya menunggangi Ducati Desmosedici GP21 yang akan dipakainya musim depan.
Wajar jika ia mengalami kebingungan pada awalnya karena motor lebih rumit daripada yang dipakai di Moto2. Bezzecchi pun tidak menetapkan target waktu.
“Sungguh bagus karena saya tidak tahu apa yang harus diharapkan. Saya tahu motor ini akan kencang tapi sulit membayangkan seberapa kencang. Saya sangat gembira dengan apa yang terjadi,” tutur Bezzecchi.
“Saya bertemu banyak orang yang bekerja di Ducati, dengan tim di mana kami mulai bekerja. Itu awal bagi semuanya. Pada akhirnya, meski Matteo Flamigni transisi dari teknisi telemetri ke kepala teknik.
“Di MotoGP, jumlah pekerja lebih besar, tapi saya sangat gembira. Yang penting saya bersenang-senang di atas motor, hal fundamental. Banyak adrenalin karena motor sangat menakutkan.
“Pada hari kedua, saya berlatih start dan saya harus katakan bahwa itu seperti sebuah tembakan. Sekarang, saya tahu kurang lebih apa yang mesti dilakukan selama musim dingin untuk mempersiapkan tahun depan.”
Pembalap Italia itu berada di peringkat ke-25 dari sisi torehan waktu tercepat. Namun, ia mempertajam waktu hingga 1,5 detik pada hari kedua.
“Saya tidak mau ambil risiko mencari waktu dan itu tak berarti pada akhirnya. Yang terpenting adalah melewati lap sebanyak-banyaknya dan menemukan feeling dengan motor, saat mencoba bersenang-senang,” katanya.
Sama seperti debutan lainnya, Raul Fernandez dan Remy Gardner, Bezzecchi juga merasa nyeri di beberapa bagian tubuh.
“Saya sakit punggung, tapi hanya karena posisi berkendara sangat berbeda dari Moto2. Jadi nyeri itu bukan karena kelelahan berlebihan. Saya hanya perlu sedikit waktu lagi untuk menyesuaikan tubuh pada posisi ini,” ia mengungkapkan.
“Saya juga merasa kurang nyaman pada jari jemari ketika mengaktifkan rem belakang karena Anda harus menekan sangat keras.”
Di bawah naungan Ducati, ada dua pembalap lain jebolan Akademi Pembalap VR46, yakni Luca Marini dan Francesco Bagnaia. Mereka bisa saja membantu Bezzecchi.
“Tak perlu menekan mereka karena kalau saya butuh bantuan, selalu ada Pecco dan Luca. Meski beberapa hari ini kami banyak bicara, terutama saat kami makan malam bersama,” ucap pembalap 23 tahun itu.
“Saat ini, karena perbedaan level antara mereka dan saya, mereka masih bisa mengatakan apa pun kepada saya, tapi tidak mudah penerapannya karena ada langkah penting yang harus dijalankan.
“Tapi, saya gembira dengan pekerjaan yang saya lakukan sejauh ini. Melihat data, dibandingkan Luca, jelas ada perbedaan sedikit karena saya seperti paling lambat sedetik. Saya puas dengan bagaimana bisa berkendara pada hari kedua.”