Terungkap! Penyebab Perselisihan Valentino Rossi dan Marc Marquez

Mantan pembalap MotoGP, Jorge Lorenzo, mengungkapkan awal mula perseteruan antara Valentino Rossi dan Marc Marquez, yang membuat keduanya tak bersahabat hingga saat ini.

Hubungan antara Rossi dan Marquez menjadi isu yang paling menarik dibahas, mengingat keduanya tak saling tegur sapa sejak kejadian di Grand Prix Malaysia 2015.

Momen itu dikenal sebagai ‘Sepang Clash’, di mana Rossi dianggap menyenggol Marquez sehingga membuat pembalap Spanyol itu terjatuh.

Banyak yang mengira hal tersebut jadi awal mula perselisihan antara kedua pembalap besar. Padahal, ketegangan sudah terjadi sejak lama, atau lebih tepatnya pada GP Belanda di Assen pada Juni 2015.

Lorenzo mengatakan Marquez memiliki dendam kepada Rossi ketika terjadi insiden di GP Belanda.

“Argentina menjadi awal dari perselisihan keduanya di MotoGP musim 2015. Vale datang dari belakang, mereka bersenggolan dan Marc terjatuh,” kata Lorenzo kepada DAZN.

“Marc berpikir itu kesalahan Valentino dan sejak saat itu hubungan keduanya tidak baik-baik saja.

“Menurut saya, Marc kesal karena Vale tidak meminta maaf dan merayakan kemenangan terlalu berlebihan.

“Kemudian di Assen, ketika mereka bersenggolan di tikungan terakhir dan saling menyalahkan.

“Sejak saat itu, Marc tak ingin lagi melihatnya menjadi juara dunia.”

Jorge Lorenzo menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki masalah dengan Valentino Rossi, meski mengalahkannya dalam perebutan gelar MotoGP 2015.

Pria asal Spanyol itu mengatakan The Doctor sering mengajaknya untuk latihan bersama di Ranch VR46.

“Dia menelepon saya untuk mengunjungi ranch miliknya… Saya terkejut dan sangat senang mendapat ajakan itu,” ujarnya.

“Valentino salah satu pembalap terkuat di era modern. Kami telah melewati beberapa hal bagus bersama.”

Peraih tiga gelar MotoGP itu juga mengklaim bahwa dirinya menjadi rival pertama dan terakhir yang bisa mengalahkan Valentino Rossi dengan kemampuan setara.

“Saya adalah orang pertama dan terakhir yang mengalahkannya secara setara. Pada saat itu dia memberi Yamaha ultimatum, sebelum pindah ke Ducati,” ucap Lorenzo.

“Vale berubah secara radikal, dia kembali dengan lebih rendah hati, tetapi dia ingin menang dan sedikit demi sedikit dia datang dan finis di depan saya di kejuaraan.

“Dia tahu seberapa besar kekuatan dan kelemahannya, dia berusaha memperbaikinya. Dia juga terus memperhatikan rivalnya.

“Jika Anda menemukan diri Anda di depan orang yang lebih lemah, itu membuat Anda merasa rendah diri. Itu tidak pernah memengaruhi saya, tetapi saya mengerti bahwa itu membuat perbedaan dengan orang lain.”

Related posts