Sirkuit Mandalika sudah mempersiapkan dengan matang segala bentuk keamanan, termasuk cara penanganan membawa pembalap ke rumah sakit menggunakan helikopter.
Keamanan pembalap menjadi salah satu standar yang harus dipenuhi oleh Mandalika Grand Prix Association (MGPA) demi menggelar ajang balap kelas dunia.
Ini juga menjadi salah satu alasan yang membuat Asia Talent Cup (ATC) dibatalkan pada pekan lalu.
Tetapi, semua yang yang terlibat telah mempelajarinya dengan sangat baik dan memanfaatkan seluruh pihak untuk meningkatkan keamanan di Sirkuit Mandalika.
Mulai dari menambah Marshal, yang didatangkan langsung dari Sepang, lalu mendapatkan bantuan dari kesatuan Brimob, tak lupa helikopter medis juga dipersiapkan.
Selain MGPA mempersiapkan helikopter medis, tim Basarnas yang berbasis di Surabaya, Jawa Timur, juga menurunkan satu unit helikopter dengan tujuan meningkatkan keamanan trek kebanggaan Indonesia itu.
Dipimpin oleh Mayor Laut (P) Jepriando Sinaga, yang juga menjadi pilot helikopter Basarnas, selalu siaga untuk memastikan keamanan dan keselamatan seluruh pembalap.
“Saya Mayor Laut (P) Jepriando Sinaga, saya sebenarnya dinas di TNI Angkatan Laut sedang diperbantukan di Basarnas, dalam hal ini atas permintaan dari Pemprov Nusa Tenggara Barat,” kata Mayor Sinaga kepada Motorsport.com Indonesia.
“Basarnas menyiagakan satu helikopter untuk melaksanakan medis udara apabila sewaktu-waktu dibutuhkan untuk mengevakuasi korban dari Sirkuit Mandalika menuju RSUP.
“Berdasarkan protokol yang telah ditentukan oleh pihak promotor, untuk pasien dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pemprov Nusa Tenggara Barat di Mataram.”
RSUP Mataram dipilih karena memiliki peralatan medis yang memenuhi standar dari Dorna Sports apabila ada pembalap yang membutuhkan perawatan lebih lanjut.
Tetapi, jarak tempuh perjalanan dari Sirkuit Mandalika ke Mataram membutuhkan waktu lebih dari satu setengah jam jika melalui jalur darat.
Menggunakan helikopter, Mayor Sinaga memastikan perjalanan akan sangat singkat dan memastikan proses operasional helikopter medis dari mesin mati hingga bisa terbang dapat dilakukan dalam waktu sesingkat mungkin.
“Menggunakan helikopter, waktu tempuh dari Sirkuit Mandalika ke RSUP hanya membutuhkan waktu 12 menit. Itu sudah termasuk take off dari Sirkuit Mandalika dan landing di RSUP,” ujar Mayor Sinaga.
“Proses evakuasi pertama itu akan dilakukan pemeriksaan awal di medical centre. Jika dibutuhkan rujukan harus segera dibawa ke RSUP, tidak lebih dari lima menit pasien sudah berada di helikopter untuk diterbangkan ke rumah sakit.
“Kami juga sudah melakukan run-up atau memanaskan mesin pada pagi hari, sehingga untuk proses berikutnya jika dibutuhkan sesegera mungkin, maka kurang dari lima menit sudah siap terbang.
“Kami menyiagakan dua helikopter, satu didekat medical centre. Ini dilakukan atas permintaan Dorna. Jika helikopter milik promotor digunakan untuk membawa pasien, maka kami akan bersiaga di sana.
“Intinya didekat medical centre harus ada helikopter yang bersiaga.”