Raul Fernandez Klaim Tim Sengaja Menghalanginya Juara Moto2

Raul Fernandez mengklaim Red Bull KTM Ajo sebagai biang kerok di balik kegagalan merebut juara dunia Moto2 2021.

Fernandez mengoleksi 307 poin hanya selisih empat dari peraih titel, Remy Gardner. Namun jika kemenangan diukur dari jumlah kemenangan, pembalap Australia itu kalah jauh.

Gardner lima kali finis peringkat pertama dengan tiga pole position, sedangkan Fernandez berada di posisi terdepan dalam delapan kesempatan dan tujuh pole position.

Setelah lepas dari timnya dan promosi ke MotoGP bersama Tech3 KTM, rookie tersebut berani bicara blak-blakan. Kepada Motorsport.com, ia mengutarakan kekecewaannya.

“Masalahnya adalah tidak ada yang tahu bagaimana memandu kami dan itu kenapa kami tidak mendapat mahkota (juara),” ucapnya.

“Jelas bahwa saya bukan juara, tapi secara moral, di benak saya tertanam bahwa saya telah meraih pencapaian sangat penting yang sudah dibayar dengan pengorbanan mahal. Saya adalah pembalap tertangguh, dengan kemenangan terbanyak, pole dan lap tercepat.

“Remy memang juaranya, mencetak banyak poin tapi dengan kecepatan kami dan seperti ikan yang berenang melawan arus, secara moral, saya merasa sebagai seorang juara.

Berita Terkait :  Langkah KTM Jack Miller, Grand Prix Amerika, balapan sprint, Ducati, perubahan karier

“Masalah yang kami miliki adalah tim, ketika bicara tim, saya merujuk pada mekanik. Saya beruntung menemukan grup spesial. Saya tidak berpengalaman dan tidak ada yang membimbing kami. Apa yang kami lakukan karena semuanya baru dan saling mengenal satu sama lain musim ini, sangat impresif.”

Gardner pernah menyebut kunci keberhasilannya adalah kegigihan dan kecerdasan. Namun, Fernandez membantah kalau rekan setimnya lebih pintar.

“Tidak. Sungguh mudah menjawab. Saya tak punya tangan untuk membantu kami, tangan yang memberitahu kami, seperti anak kecil sebelum tersandung kerikil, perlu hati-hati,” Fernandez mengungkapkan.

“Sesosok figur yang memandu dan membuka jalan untuk kami, figur yang akan membantu kami menang, bukan figure yang malah menaruh batu dan halangan agar tidak juara. Itu kuncinya.

“Sungguh menyenangkan bicara tentang jadi juara ketika Anda berada dalam kategori itu selama enam tahun, menunjukkan bahwa saya lebih pintar. Tidak, dia bukan lebih cerdas, dia hanya seseorang yang paling sedikit menaruh batu di jalan.”

Saat dikonfirmasi sekali lagi tentang timnya yang menebar kerikil, pembalap 20 tahun itu membenarkan. Kendati demikian, ia tetap saja mampu mematahkan rekor Marc Marquez dengan tujuh kemenangan pada level medium musim 2011.

Berita Terkait :  Jorge Martin Sebut Podium di Portimao Masih Terjangkau

“Kami mengorbankan keringat dan air mata. Di tengah musim, kami bicara dan semua dari mereka (mekanik dari sisi lain paddock-nya) mengalami momen buruk. Kami ingin musim berakhir,” ujarnya.

“Pada akhirnya, semua tahu apa yang mereka mau. Saya tidak mua menceritakan secara detail apa yang terjadi…

“Saya sangat gembira dengan musim yang kami selesaikan dan bagaimana kami mengerti satu sama lain dan bertarung di kapal yang sama (sisi paddock-nya). Meski mereka menaruh batu-batu, tapi kami bisa melewati serta memenangi delapan balapan sebagai rookie. Tak ada seorang pun yang melakukan tersebut.”

Jika melihat tayangan televisi terlihat perbedaan reaksi beberapa kru Red Bull KTM Ajo kala Raul Fernandez menang. Tidak semua menunjukkan wajah gembira saat rider muda itu menang.

“Gambaran ini bisa menjelaskan kepada Anda, apa yang terjadi. Ketika kami di Austin, di podium merayakan kemenangan saya, di mana ada orang-orang (di box) yang tidak bicara sepatah kata pun atau memberi tepuk tangan,” tuturnya.

Berita Terkait :  Kemenangan Accidental Mind Game Marquez bisa menjadi pelajaran bagi Bagnaia

“Sungguh sulit, karena ketika Anda seorang pembalap dan sedang bertarung untuk impian, Anda perlu orang berada di sisi Anda dan mempercayai Anda dan tidak menaruh rintangan di jalan Anda.”

Satu episode kurang menyenangkan dalam kariernya berakhir, Fernandez siap menyongsong musim baru. Kamis (18/11/2021), ia sudah menunggangi KTM RC16 2022 dalam tes pramusim di Sirkuit Jerez.

Ia berharap musim depan Tech3 tidak berupaya menghalangi dan lebih giat mendorongnya menuai prestasi.

“Jika kontrak telah ditandatangani dan saya tidak mau tahu. Kenyataannya saya sangat gembira. KTM telah membentuk keluarga hebat dan saya ingin berada di sana selama bertahun-tahun. Tumbuh bersama mereka sejak Rookies Cup dan tampil di MotoGP sangat menyenangkan,” ia menuturkan.

“Ada beberapa momen sangat sulit dalam tahun saya di Moto2 karena orang-orang tidak yakin kepada saya. Mereka membuat saya meragukan merek ini, tapi pada akhirnya, kami akan berjalan ke arah yang sama dengan KTM.

“Kami akan memedal bersama-sama, dan saya sangat termotivasi.”

Related posts