Moeldoko jelaskan kehadiran dia temui pengunjuk rasa di Semarang

Jakarta (BabatPost.com) – Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, menjelaskan tentang kehadiran dia menemui pengunjuk rasa di tengah penyelengaraan Festival HAM 2021 di Semarang, Kamis (18/11).

Read More

Penjelasan itu dia katakan melalui tayangan video yang dibagikan Kantor Staf Presiden di Jakarta, Jumat. “Pada saat saya selesai memberikan pidato kunci, saya mendapatkan laporan dari Pak Wali Kota bahwa di luar ada demo, teman-teman yang menyuarakan persoalan HAM di Indonesia. Saya putuskan, oke saya akan datang,” kata dia.

Berita Terkait :  Jokowi isi Tahun Baru 2022 dengan Jan Ethes dan Sedah Mirah di Bogor

Saat itu, kata dia, turut hadir menemui pengunjuk rasa yakni anggota Komnas HAM Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara, dan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.

“Intinya saya ingin memahami apa yang sedang disampaikan kepada pemerintah atas berbagai persoalan HAM masa lalu. Saya datang ke sana untuk melihat berbagai spanduknya, terus saya mencoba berbicara kepada mereka,” jelas Moeldoko.

Namun, kata dia, berbagai suara dari pengunjuk rasa tidak menginginkan mendengar apa yang disampaikan dirinya di sana. Ia mengaku menghargai hal itu.

Berita Terkait :  KSP: Pemindahan IKN jadikan Indonesia tak lagi Jawa sentris

“Bagi saya itu sesuatu yang biasa, saya menghormati dan menghargai yang disampaikan. Untuk itu saya beserta rombongan meninggalkan tempat,” jelasnya.

Ia menyampaikan bahwa tujuan penyelenggaraan Festival HAM adalah mengangkat berbagai inovasi dan inisiatif baru oleh pemda dalam menjaga dan memajukan tentang persoalan-persoalan HAM.

“Tidak hanya memikirkan persoalan masa lalu tapi bagaimana kita menata persoalan HAM masa depan yang semakin baik, beriringan dengan apa yang dilakukan pemerintah baik dari sisi kebijakan maupun implementasinya,” jelas dia.

Berita Terkait :  Moeldoko: Stok vaksin "booster" cukup dan tidak kedaluwarsa

Ia menegaskan pemerintah sama sekali tidak menghindar serta tidak menutup mata dan telinga dari persoalan HAM, namun juga memberikan kepedulian untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

“Pertanyaannya, kenapa saya datang (menemui pengunjuk rasa)? Itulah sebuah wujud. Kalau kami tidak peduli, kami tidak datang melihat dan mendengarkan,” ujarnya.

 

Related posts