“Krisis multidimensi di negeri ini sudah terjadi sejak sebelum pandemi COVID-19 terjadi di Tanah Air. Dampak pembangunan yang belum merata, arus globalisasi, dan sejumlah lompatan teknologi menjadi penyebab munculnya sejumlah krisis. Kehadiran pandemi memperberat dampak krisis tersebut,” kata Lestari dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Menurut Lestari, pembangunan yang sedang dalam proses tentu masih menyisakan kesenjangan di sejumlah daerah.
Demikian pula, tegas Rerie, sapaan akrab Lestari, dengan globalisasi dan lompatan teknologi yang membuka hampir semua akses berbagai ideologi yang berkembang di dunia.
Lestari menambahkan bahwa sejumlah dampak tersebut menjadi lebih buruk dengan penggunaan gawai yang tidak bertanggung jawab oleh masyarakat.
Menurut Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu angka pertambahan positif COVID-19 yang cenderung stagnan dalam beberapa hari terakhir harus diwaspadai seluruh elemen masyarakat agar tidak meledak lagi dan menjadi ancaman negara.
Untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut, Rerie menegaskan masyarakat Indonesia harus memperkuat karakter anak negeri sebagai satu bangsa dengan mengedepankan nilai-nilai luhur yang diwariskan para pendiri bangsa.
“Ini saatnya kita kembali mengedepankan nilai-nilai empat konsensus kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Nilai-nilai luhur bangsa itu sudah terbukti mampu menjadi tameng dari hantaman berbagai krisis,” tegasnya.
Ungkapan tersebut, ia sampaikan ketika memberi pidato sambutan dalam acara “Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan” di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Selasa. Hadir dalam sosialisasi tersebut anggota MPR RI Eva Yuliana, sejumlah pejabat, dan masyarakat di Kabupaten Wonogiri.