Yamaha Racing mempersembahkan video perpisahan kepada Valentino Rossi yang mengibaratkan YZR-M1 berbicara kepada sang legenda atas seluruh kenangan dan sejarah yang telah ditorehkan.
Rossi memulai kariernya sebagai pembalap Honda karena sejak kelas 125cc, pabrikan Jepang itu selalu mendukung penuh pembalap bernomor balap #46 tersebut.
Bersama Honda di kelas tertinggi, Rossi telah meraih tiga gelar pada 2001-2003, sebelum memutuskan hijrah ke Yamaha pada 2004.
Keputusan ini diambil setelah Valentino Rossi merasa sakit hati mendengar ucapan petinggi Honda yang mengatakan kesuksesan tersebut karena performa motor yang apik.
Bergabung dengan Yamaha yang hampir keluar dari MotoGP dianggap sebagai keputusan bodoh. Mengingat tim berlogo garpu tala itu sudah diambang kehancuran dan sulit memperjuangkan kemenangan.
Tetapi, Rossi berhasil menghapus seluruh pandangan tersebut ketika sukses meraih gelar keempatnya di kelas premier secara beruntun.
Sejak saat itu, perjalanan “cinta” antara Valentino Rossi dan YZR-M1 terus berlanjut dan menorehkan sejarah baru, serta kenangan manis.
Mereka sempat berpisah pada 2011 dan 2012, ketika Rossi memutuskan bergabung dengan Ducati akibat perselisihan dengan Jorge Lorenzo.
Tapi, keduanya bersatu kembali pada 2013, dan Rossi kembali membawa M1 berada di tempat terbaik. Hingga hampir meraih gelar juara dunia ke-10 pada 2015.
Perjalanan cinta mereka akhirnya harus berakhir seiring berjalannya waktu, dan keduanya akan memiliki jalan masing-masing untuk masa depan mereka.
Ini surat terbuka dari M1 jika bisa berbicara dan mengungkapkan seluruh perasaannya kepada pembalap berjuluk The Doctor itu.
Saya masih ingat, Sabtu, 24 Januari 2004, rasanya baru kemarin.
Kencan pertama kita di Malaysia.
Saya telah menanti seseorang sepertimu sejak lama. Saya gugup, tapi itu adalah cinta pada pandangan pertama bagi kita berdua.
Saya langsung tahu, bahwa hubungan kita akan menjadi sesuatu yang sangat spesial.
Kita memiliki percikan sekali seumur hidup yang tak terelakkan, dan semua potongan teka-teki pun bersatu.
Saya tidak akan pernah lupa momen kita berhenti di rerumputan di Welkom pada 2004.
Hanya ada kita berdua, menyadari bahwa kau dan aku bersama memanglah tepat, dan itu hanyalah awalnya.
Kita memenangkan empat gelar MotoGP dan 56 balapan bersama.
Kau membawa kebahagiaan kepada jutaan orang di dunia dan menciptakan kenangan yang abadi.
Kita menggores sejarah, karena kita bekerja sebagai kesatuan, dan mengeluarkan yang terbaik dari diri masing-masing.
Kau membuatku kuat lagi.
Kau membuatku dihormati lagi.
Kau membuatku dicintai lagi.
Hanya kau, Valentino, yang punya kekuatan untuk melakukannya.
Dan Saya sangat percaya padamu.
Saya mendukungmu sepenuh hati.
Saya mendampingimu dalam semua pertarunganmu.
Hanya aku yang bisa membuat dunia balap menjadi seru bagimu sampai akhir.
Dari ciuman pertama kita di rerumputan Welkom, sampai tarian terakhir kita di Valencia tahun ini, kita sudah menjalani begitu banyak petualangan luar biasa.
Dan kemudian ada perjalanan spesial kita di Laguna Seca pada 2008, dan Catalunya pada 2009.
Tak ada yang menari seperti kita pada hari-hari itu, bukan?
Bahkan Assen pada 2009, ketika aku membantumu meraih kemenangan ke-100. Sungguh magis!
Saya telah membawamu selama 16 tahun dalam kariermu yang menakjubkan.
Namun, kau juga membawaku dalam hatimu.
Dari Mugello sampai Motegi, dari Silverstone sampai Sepang, dan dari Barcelona sampai Buriram, kita selalu ada di sana saling menguatkan.
Saya sudah memberikan segalanya padamu, begitu pula kau padaku.
Satu hal yang akan selalu kukenang adalah obrolan kita di starting grid.
Hanya ada kau dan aku, melawan dunia.
Kau dan aku adalah ‘berkendara bersama atau mati bersama’.
Sayangnya, bahkan kisah cinta yang paling indah harus berakhir.
Valentino, kau adalah bagian dari diriku.
Bagian dari sejarahku.
Bagian dari siapa diriku yang sekarang dan kau adalah orang yang akan kurindukan setelah kita berpisah.
Hubungan kita sangatlah istimewa, dan aku akan merindukanmu lebih dari yang kau tahu.
Grazie, Valentino.
Dengan cinta,
YZR-M1-mu.
Tahun depan, banyak yang mengharapkan Valentino Rossi tetap berada di paddock untuk bekerja dengan Dorna Sports. Tapi, pria 42 tahun itu telah menegaskan ingin mencoba disiplin balap lain, khususnya di roda empat.