Thomas Luthi akan mengawali Moto2 Valencia dari baris kedua. Uniknya, pembalap Pertamina Mandalika SAG itu tidak mengincar podium sebagai tanda mata perpisahan dengan tim.
Perlu satu musim untuk melihat kualitas Luthi yang di masa lalu jadi bintang Moto2. Ia pernah menjadi juara 125 cc musim 2005, runner-up kategori medium grand prix itu pada 2016 dan 2017, lalu posisi ketiga musim 2019.
Musim ini, bersama Pertamina Mandalika SAG, rider 35 tahun tersebut hanya mengumpulkan 23 poin dan peringkat ke-22. Pencapaian terbaiknya adalah finis urutan kesembilan di Spielberg 2.
Sabtu (13/11/2021), ia memberikan kejutan di Sirkuit Ricardo Tormo. Luthi bertengger pada posisi keenam dalam kualifikasi, 0,136 detik, di belakang Simone Corsi, peraih pole position yang membukukan best lap 1:34,956.
Banyak yang menganggap penampilan memukau itu merupakan hadiah perpisahan dengan tim dan kejuaraan dunia. Ya, Luthi memilih pensiun dan menerima jabatan direktur olahraga PruestlGP Moto3 mulai tahun depan.
“Ini Tom Luthi yang sebenarnya. Jika prestasi diberikan sejak awal musim, dia tentu masih memperkuat tim kami musim depan,” ujar bos Pertamina Mandalika SAG, Edu Perales, sambil memeluk rekan setim Bo Bendsneyder itu.
Situasi dalam paddock meledak dalam euforia. Manajer Luthi, Daniel Epp, juga menyambutnya, sama seperti kepala teknisi Lluis Lleandro, serta sang ibu, Silvia.
Rider Swiss tersebut mengungkapkan bahwa keberhasilan tersebut merupakan kerja keras dari para teknisi. Ia terkejut bisa mengejar Simone Corsi pada kualifikasi pertama.
“Hadiah perpisahan untuk tim? Saya kira seperti itu, tapi seharusnya hadiah tersebut hadir lebih cepat. Tidak, saya hanya bercanda,” ujarnya kepada Speedweek.
“Kru teknik bekerja luar biasa dan kami bekerja bersama-sama untuk posisi ini. Itu tidak seperti sesi pagi di FP3 dan saya selalu dibayangi bahaya untuk jatuh. Saya katakan kepada mereka, ‘Lakukan sesuatu, kita tidak rugi apa-apa’. Lluis sudah punya solusi.
“Pada Q1, saya terlalu jauh dari Corsi, tapi dia jadi referensi saya. Jadi saya mengelilingi lap sendiri. Motor berbeda pada Q1.
“Sulit dipercaya, luar biasa dan saya heran apa yang Anda lakukan dengan motor. Motor terasa sangat berbeda pada Q1. Saya melepaskan rem, motor berbelok di tikungan, dengan cara mengemudi berbeda. Sungguh menyenangkan.”
Dengan posisi start bagus dan motor Kalex bagus, seharusnya ia bisa menambah podium jadi 54. Luthi mengungkapkan bahwa ia tidak yakin bisa tembus tiga besar.
“Semua memang mungkin. Hari ini, semua berubah 180 derajat dari latihan bebas ke kualifikasi. Akan lebih baik kalau bisa berdiri di sana,” ucapnya.
“Tapi dengan semua wawancara dan hal lainnya, saya juga tidak mau podium.”
Lomba penutup itu disaksikan langsung Presiden Pertamina Mandalika, Rapsel Ali, dan direktur tim Kemalsyah Nasution.
“Hari ini adalah balapan terakhir Tom dan ia bangga satu musim ini gabung dengan Pertamina Mandalika,” ujar Rapsel Ali, dalam keterangan resmi.
“Performanya sejauh ini di Moto2 Valencia cukup baik saat kualifikasi. Semoga tren ini bisa berlanjut saat balapan.”