“Terkesan Pertamina menyepelekan perawatan kilang ini,” kata Mulyanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Mulyanyo menyesalkan terjadinya insiden kebakaran kilang tersebut, karena kebakaran kilang telah terjadi ketiga kalinya di tahun 2021 dan kebakaran yang kedua di tempat yang sama.
Mulyanto menegaskan dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI beberapa waktu lalu, Direktur Utama Pertamina memaparkan hasil analisis penyebab kebocoran dan kebakaran tangki BBM di kilang Cilacap dan rencana tindak lanjut ke depan.
Saat RDP tersebut kata Mulyanto, Direktur Utama Pertamina menyampaikan hasil analisis BPPT, ITB, Kementerian ESDM dan Det Norske Veritas (DNV), perihal penyebab insiden kebakaran kilang Minyak Cilacap lima bulan lalu.
Diketahui, penyebab utama kebocoran dan kebakaran pada kilang Cilacap Juni 2021 adalah korosi dan petir traveling.
Untuk itu kata Mulyanto, Pertamina mengaku sudah menyiapkan langkah-langkah untuk pencegahan terjadinya korosi dan sambaran petir yang dapat menimbulkan kebocoran dan kebakaran kilang.
“Bahkan saat itu Pertamina berjanji untuk melaksanakan pencegahan melampau standar yang ada (beyond standard),” kata Mulyanto.
Dengan kejadian ini Mulyanto menilai rencana kerja yang dilaporkan Direktur Utama Pertamina tersebut tidak dijalankan dengan baik, sehingga tidak mampu mencegah kasus kebakaran kilang.
“Dengan kasus kebakaran kilang BBM yang hampir 3 bulan sekali ini, kita menjadi khawatir dengan kondisi kilang Pertamina yang jumlahnya bisa lebih dari seribuan di seluruh Indonesia,” kata Mulyanto menegaskan.
Mulyanto berharap perlu dilakukan audit secara menyeluruh terhadap kilang-kilang yang ada, agar dapat dipetakan kondisi setiap kilang. Dengan begitu kata dia, dapat diketahui mana kilang yang masih hijau, kuning, maupun merah serta langkah-langkah mitigasinya.