Alumnus ICAS tanggapi silang pendapat kostum Maleficent Yenny Wahid

Jakarta (BabatPost.com) – Alumnus Islamic College for Advanced Studies (ICAS) Universitas Paramadina Jakarta Muhammad Natsir menanggapi silang pendapat dan perundungan terhadap Yenny Wahid saat berkostum ala Maleficent akibat sempitnya pemaknaan tentang sosok peri dari film Disney itu.
Read More

“Kita semua, mari sama-sama belajar untuk melihat dan memaknai sesuatu tidak melulu dari tampak luarnya saja. Yang terlihat tidak selalu esensi yang sebenarnya. Ada pepatah populernya, don’t judge the book by its cover,” jelas Muhammad Natsir berdasarkan keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Pemahaman, persepsi, dan pemaknaan terhadap sosok Maleficent, lanjut Natsir, dapat dimaknai sebagai pengingat tentang esensi moralitas abadi dari sosok ibu, yaitu ketulusan, sifat pengasih, dan penyayang tanpa syarat.

Maleficent bukan merupakan sosok jahat karena di dalam film berjudul serupa pada tahun 2014 itu telah diceritakan kisah lengkap kehidupannya sebagai tokoh utama.

Maleficent merupakan sosok peri yang lahir dan tumbuh di Negeri Moor. Penampilannya dengan busana serba gelap, sayap hitam besar, kulit pucat, serta tulang pipi menonjol memang kerap disalahartikan sebagai sosok yang jahat.

Padahal karakter yang sesungguhnya, Maleficent merupakan peri berhati lembut. Ia bahkan secara tulus menjaga kerukunan dan kedamaian Negeri Moor.

Maleficent juga bersifat keibuan sehingga berbalik mengangkat kutukan yang sempat ia beri kepada Putri Aurora, yaitu tertidur selamanya sejak berusia 16 tahun.

“Dengan karakter sosok ibu pada tokoh Peri Maleficient dan penjaga Negeri Moor itu menyadarkan kita betapa kaum perempuan memiliki modal dasar untuk bersama-sama merawat keindonesiaan kita,” tambah Natsir.

Sebelumnya dalam dua pekan terakhir, ranah media sosial diramaikan oleh silang pendapat tentang Yenny Wahid yang membagikan foto dirinya saat mengenakan busana ala Maleficent di akun Instagram pribadi @yennywahid.

Kostum hitam bertanduk itu dikenakan oleh Yenny Wahid untuk memenuhi permintaan anak-anaknya dalam momen perayaan hari lahir ke-47 Yenny, Jumat (29/10).

Beberapa orang menilai sosok Maleficent merupakan tokoh jahat yang tidak sepatutnya kostumnya dikenakan oleh Yenny Wahid. Namun menurut Natsir, penilaian seperti itu muncul karena mereka belum memahami sosok Maleficent sebenarnya.

“Yang bilang Maleficient itu sosok jahat berarti belum nonton dua sekuel filmnya. Semoga sempat menonton dan jadi paham,” imbau.

Related posts

Exit mobile version