Baru bangkit, Marc Marquez harus kembali menelan kekecewaan dengan mengakhiri MotoGP 2021 lebih cepat. Pembalap Repsol Honda itu divonis menderita diplopia yang sangat mengganggu.
Setelah absen dari MotoGP Algarve pekan lalu karena gegar otak ringan usai kecelakaan saat berlatih dengan motor trail, Marquez kembali dilarang turun dalam duel penutup di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia.
Menurut dokter spesialis mata Rumah Sakit Clinic, Barcelona, Bernardo Sanchez Dalmau, juara dunia MotoGP enam kali itu mengalami diplopia atau penglihatan ganda. Tentu saja, jika dipaksakan membalap akan berbahaya untuk semua.
“Pemeriksaan terhadap Marc Marquez hari ini setelah insiden yang terjadi, menunjukkan bahwa pembalap mengalami diplopia dan terungkap kelumpuhan saraf kranial keempat kanan dengan keterlibatan otot oblique superior kanan,” Sanchez Dalmau menjelaskan.
“Perawatan konservatif dengan peningkatan periodik telah dipilih untuk dilakukan dengan evolusi klinis. Saraf kranial keempat sebelah kanan pernah terluka pada 2011.”
Mimpi buruk yang menghantui di masa lalu datang lagi. Marquez pernah menghadapi situasi serupa pada 21 Oktober 2011.
Kala itu, ia masih berlomba di Moto2 dan terjatuh saat latihan dalam Grand Prix Sepang. The Baby Alien sempat didiagnosis mengalami gegar otak ringan, yang berkembang jadi mata kanan kabur bahkan berbayang. Ternyata, itu adalah diplopia vertikal.
Sempat putus asa tak bisa balapan lagi, manajer dan keluarganya mencari dokter spesialis mata yang bagus selama empat bulan. Hingga akhirnya menemukan Sanchez Dalmau, yang menyarankan untuk operasi.
Operasi yang dilaksanakan pada 16 Januari 2012, punya risiko kebutaan. Marquez pun menjauh dari ingar-bingar motorsport selama 2 bulan. Ia kembali ke lintasan di Portimao, dalam latihan tertutup.
Dikutip dari Marca, dokter tersebut pernah menerangkan risiko kegagalan yang bisa dialami rider 28 tahun tersebut.
“Saya katakan ada risiko tidak berhasil, tak bisa mengatakan persentasenya. Yang jelas, ada risiko besar tidak bisa melanjutkan aktivitasnya. Jadi Anda harus tetap sempurna atau tak dapat apa-apa,” katanya.
Lalu apakah diplopia itu? Diplopia adalah gangguan penglihatan di mana mata tiba-tiba kabur dan berbayang.
Kondisi itu terbagi jadi dua jenis, yakni diplopia monokular (1 mata) dan binokular (2 mata). Diplopia juga bisa bersifat vertikal, horizontal atau miring tergantung otot yang mengalami cedera.
Korteks visual mengintegrasikan visual yang ditangkap dua mata menjadi satu. Nah, dengan adanya diplopia, maka mekanisme yang memungkinkan otak menyatukan dua gambar terpecah. Saat terjadi gangguan otot atau syaraf di sekitar area tersebut, korteks visual tidak berfungsi secara normal.
Penyebab timbulnya gangguan ini beragam, mulai dari masalah pada kornea, lensa, otot mata, saraf, problem otak dan arteritis sel besar. Juling, tumor otak, trauma otak, migrain, diabetes, penyakit autoimun, multiple sclerosis, sindrom Guillain Barre, serta stroke juga dapat memicu diplopia.
Apakah Marquez punya harapan untuk pulih? Sebelum itu, dokter perlu menemukan penyebab diplopia. Untuk kasus juling, penderita bisa diberikan lensa prismatik atau operasi untuk memosisikan otot ekstraokuler pada tempat yang tepat.
Jika ada kelumpuhan otot, pembedahan tidak sepenuhnya bisa menyembuhkan. Perlu digali lagi penyebab pertama. Motilitas mata dapat dipulihkan dengan obat-obatan tertentu, meski tidak akan 100 persen,
Apabila pemicu diplopia adalah kelumpuhan saraf kranial, perlu pemeriksaan berkala untuk mengetahui masalah bisa diatasi dalam periode maksimal delapan bulan. Seandainya tidak ada perubahan, maka operasi otot ekstraokular jalan keluarnya.