Pramac Dorong Jorge Martin Lengkapi Tiga Mahkota dari MotoGP 2021

Pramac Racing mengincar tiga ‘mahkota’ di akhir MotoGP 2021. Mereka berusaha agar Jorge Martin dinobatkan jadi Rookie of the Year.

Tim satelit Ducati tersebut sudah membawa pulang penghargaan Pembalap Independen Terbaik atas nama Johann Zarco, saat MotoGP Algarve. Selain itu, peringkat dalam klasemen meningkat dari keenam pada 2019, sekarang tembus empat besar. Mereka pun dianggap pantas memenangi Tim Satelit Terbaik.

Dua hadiah hiburan sudah didapat, tinggal satu lagi, yakni Rookie of the Year. Saat ini, Martin harus bersaing dengan tiga debutan lain, yakni Enea Bastianini, Luca Marini dan Lorenzo Savadori.

Dari sisi perolehan poin, saingan utama pembalap Spanyol itu adalah Bastianini yang mengumpulkan 94 poin dan dua podium ketiga. Sedangkan, Martin baru dapat 91 poin, dua peringkat ketiga dan satu kemenangan.

“Kami memulai musim dengan cara luar biasa, dengan banyak podium, kemudian di tengah musim, dapat kemenangan dari Jorge di Austria. Sesuatu yang kami tunggu selama 10 tahun. Mungkin ini adalah musim sempurna,” manajer Pramac, Francesco Guidotti, mengungkapkan kepada MotoGP.com.

“Johann sudah memenangi gelar Pembalap Independe, sekarang kami mengincar tiga mahkota dengan Jorge sebagai Rookie of the Year. Selain itu, ini adalah musim terbaik Pramac Racing sejauh ini.”

Pramac berharap keajaiban di MotoGP Valencia. Satu kemenangan, satu pole position, kisah kebangkitan pascacedera dan keberhasilan mengasapi Bastianini pada partai penutup, maka itu akan jadi nilai plus.

“Kami akan memberikan 100 persen untuk balapan terakhir. Kami akan mengaspal tanpa tujuan spesifik, tapi melakukan yang terbaik seperti biasa. Saya harap Jorge punya energi untuk memenangi kejuaraan ini,” tutur Guidotti.

“Dia sudah memenangi balapan. Saya kira itu nilai lebih tinggi daripada Rookie of the Year, terutama setelah cedera yang didapat di Portimao, April. Dia melewatkan banyak balapan dan ketika kembali, fisiknya tidak 100 persen. Bagaimana pun, kami sangat menikmati musim ini.”

Zarco juga gembira dengan keputusannya menerima pinangan Pramac Racing. Ia pernah bersaing untuk peringkat pertama di awal musim.

Meski akhirnya melorot, pembalap Prancis itu bisa membawa pulang penghargaan Pembalap Independen Terbaik untuk ketiga kalinya.

“Ini ketiga kalinya saya memenangi titel tersebut. Dengan Tech3, saya ingat pada 2918, ada duel poin dengan Danilo Petrucci, yang punya musim bagus dan podium. Itu diumumkan seperti itu karena motor bisa bertarung untuk tiga teratas bahkan juara dunia,” kata Zarco.

Klasemen Pembalap Independen Teratas

Sebagai informasi, gelar tersebut mulai diberikan pada 2016 dengan Cal Cratchlow, yang memperkuat LCR, sebagai pemenang perdana. Setelah itu, Zarco mempersembahkannya dua tahun beruntun untuk Tech3.

Pada 2019, debutan Petronas SRT, Fabio Quartararo, yang berhak mendapatkannya. Tongkat estafet diberikan kepada rekan setimnya, Franco Morbidelli, atas penampilan memukau musim lalu.

Sekarang, penghargaan itu kembali ke tangan Zarco, yang sukses mengunci posisi kelima dengan 163 poin.

“Itu merupakan konfirmasi atas konsistensi dan kemampuan bagus. Lebih baik daripada tidak dapat apa-apa. Saya terobsesi dengan juara, saya mengimpikannya dan saya dulu nyaris mendapatkannya. Tapi, jadi pembalap independen yang lebih baik, hampir tak ada artinya ketika Anda memperebutkan gelar juara dunia,” Zarco mengungkapkan.

“Dengan keinginan bertolak lebih tinggi, karena saya punya kapasitas dan kesempatan, saya mengoleksi penghargaan kecil yang prestisius.

“Saat kami mengalami masalah, kami berpegang pada segalanya semampu kami. Saya kira titel ini sedikit ikonik, jadi saya terima.

“Aleix Espargaro bersaing untuk meraih posisi ini dengan saya hingga akhir musim. Di Pramac, kami dipersenjatai dengan baik. Jika mengungguli tim LCR, mereka masih punya dua pembalap terkenal dan motor bagus. Jadi itu bukan gelar kecil, masih ada kaliber bagus di dalamnya.”

Klasemen Rookie Terbaik

Related posts