Ducati mengunci gelar konstruktor usai Francesco Bagnaia memenangi Grand Prix Algarve, ketika Fabio Quartararo mengalami crash.
Ducati mengamankan gelar konstruktor ketiga di MotoGP, sekaligus jadi kedua secara berturut-turut.
Uniknya, perolehan gelar ini bukan hanya berkat penampilan gemilang pembalap tim pabrikan, tapi juga berkat performa apik rider tim satelit Ducati.
Selain Bagnaia dan Jack Miller, pembalap Pramac Racing, Johann Zarco dan Jorge Martin, serta Enea Bastianini dari Esponsorama Racing juga membantu memberikan poin.
Bertolak belakang dengan Yamaha yang hanya mengandalkan Fabio Quartararo dalam perolehan poin demi membantu tim berlogo garpu tala itu memenangi gelar konstruktor.
Ini membuktikan bahwa Ducati memiliki motor dengan keseimbangan tepat karena bisa dikendarai dengan baik oleh semua pembalapnya.
“Jelas ini menjadi target utama kami setelah kehilangan peluang memenangi gelar pembalap,” kata Direktur Olahraga Ducati, Paolo Ciabatti, kepada MotoGP.com.
“Sangat menyenangkan bisa mendapatkannya dengan satu balapan tersisa. Ini juga jadi akhir pekan yang sempurna bagi Pecco, dan dia pantas meraih kemenangan ini.
“Dia mendapatkan pole position kelima secara beruntun, dan dia berhasil memimpin balapan sejak start, jadi kami sangat senang dengan akhir pekan ini.”
Target Ducati berikutnya adalah mencoba memenangi gelar tim, yang mana saat ini mereka unggul 28 poin atas Monster Energy Yamaha MotoGP.
Jika melihat performa Ducati secara kesleuruhan di Algarve, bukan tidak mungkin mereka bisa membawa pulang dua gelar pada akhir musim ini.
“Kami sekarang sedang unggul dalam klasemen tim atas Yamaha, dan kami akan berusaha untuk mendapatkan titel lainnya,” ujarnya.
“Jelas, gelar konstruktor ini membuktikan seberapa kompetitif motor kami, karena kami mencetak banyak poin dengan pembalap yang berbeda sepanjang tahun ini.
“Saya pikir kami mendapatkan podium terbanyak dibandingkan pabrikan lainnya di MotoGP. Ini menunjukkan bahwa motor kami sangat bagus.”
Total, Ducati telah mengumpulkan 21 podium dari enam motor yang diturunkannya pada musim ini di MotoGP.
Ini menjadi pencapaian besar bagi pabrikan Italia tersebut dan hanya membutuhkan beberapa perbaikan untuk membawa kembali pembalapnya memenangi gelar juara dunia.
Francesco Bagnaia digadang-gadang bakal jadi calon kuat juara dunia MotoGP 2022 jika diriya bisa mempertahankan performa yang telah ditunjukkannya sepanjang musim ini.
Namun, pembalap 24 tahun itu juga masih harus meningkatkan kemampuannya dan lebih tenang dalam mengambil keputusan.