Valentino Rossi sangat bangga melihat Francesco Bagnaia memenangi MotoGP Algarve. Tanpa ragu, ia menyebut anak didiknya sebagai kandidat utama dalam perebutan juara musim depan.
Sabtu (6/11/2021), Pecco mematahkan rekor Rossi sebagai pembalap Italia yang mengantongi lima pole position beruntun. Ia memetik poin tertinggi dari tiga kesempatan itu.
Pada MotoGP Emilia Romagna, pembalap Ducati itu punya potensi untuk menang. Hanya saja, pilihan ban yang salah membuatnya tereliminasi lebih dulu dari balapan.
Bagnaia dan rekan setim, Jack Miller, sama-sama mengalami crash. Akibatnya, gelar juara dunia disambar Fabio Quartararo yang bahkan tidak naik podium.
Situasi tersebut membuat Rossi ikut kecewa karena pembalap muda itu tidak menuruti nasihatnya, terkait opsi ban.
Di Portimao, Bagnaia kembali mengabaikan sarannya. Berbeda dari sebelumnya, ia sukses mengunci kemenangan.
Reaksi Rossi sudah bisa ditebak. Ia memberi pujian kepada runner-up klasemen MotoGP 2021 tersebut karena memilih opsi ban yang tepat.
“Ducati sangat ketakutan dan mengendarai dengan sempurna. Saya menikmati melihatnya mengemudi, terutama ketika melakukan time attack. Dia siap, sungguh mengecewakan karena dia tidak memilih ban dengan baik di Misano. Kalau tidak, dia akan melanjutkan pertarungan,” ujarnya.
“Hari ini, saya menyarankan kepadanya untuk memasang ban belakang keras, tapi dia malah memasang medium. Kalau bisa menentukan ban tepat, tahun depan dia akan menyulitkan lawan.”
Berdasarkan pengamatan The Doctor, Pecco sudah matang dari sisi skill dan strategi. Tinggal lebih memahami kondisi ban dalam situasi tertentu, maka ia akan siap menjemput mahkota juara MotoGP 2022.
“Saya kenal Pecco sangat baik dan yang paling mengesankan adalah kemampuannya melakukan apa yang diinginkan pada motor. Dia tenang, tapi ketika naik motor, keberaniannya meningkat,” tuturnya.
“Dia punya gaya membalap berbeda, di mana membuatnya nyaman sehingga menguasai Moto2. Saat mampu beradaptasi dengan Ducati, dia jadi pembalap paling kencang di trek.”
Terkait dengan perbandingan yang timbul antara Jorge Lorenzo dan Bagnaia, Rossi memandang keduanya punya karakter berbeda.
“Saya tidak tahu apakah dia mengingatkan saya dengan Lorenzo. Jorge sedikit halus dan Pecco lebih agresif, meski di luar trek, dia sangat sopan dan kalem. Dia siap, tapi memenangi titel MotoGP sedikit sulit karena ada banyak rival kuat,” pembalap yang akan pensiun tersebut mengungkapkan.
“Dia seharusnya bisa juara. Kuncinya di Mugello, di mana dia jatuh saat memimpin dan Quartararo menang. Butuh beberapa penampilan agar dia pulih.
“Akhir musim ini, jadi pertanda baik untuk musim depan karena kalau dia lanjut seperti ini di Valencia, dia akan menunjukkan sebagai penantang nomor satu. Mungkin dia jadi favorite meski saat ini bukan juara dunia.”
Kemenangan dari MotoGP Algarve, membuat Bagnaia mengantongi 227 poin. Ia tertinggal 40 poin dari Quartararo yang gagal finis.
Perjuangan Pecco ke tampuk juara MotoGP 2022 lebih berat, sebab pesaingnya bukan hanya El Diablo, tapi juga Marc Marquez yang sudah bangkit.