Performa Impresif dan Karier Cepat Pedro Acosta

Pedro Acosta akhirnya resmi menjadi juara dunia Moto3 2021. Setelah debut berakhir gelar di Moto3, tahun depan ia akan promosi ke Moto2.

Pedro Acosta hanya butuh semusim untuk langsung merebut gelar juara dunia Moto3. Adalah kemenangan yang direbut pembalap Red Bull KTM Ajo tersebut di GP Algarve, Minggu (7/11/2021) siang.

Acosta tidak terkejar lagi oleh satu-satunya rival terberatnya, Dennis Foggia (Leopard Racing). Pembalap Italia itu terjatuh saat memimpin balapan, hanya satu lap sebelum finis. Dengan gap 46 poin dan satu balapan tersisa, Foggia tidak mungkin lagi mengejar Acosta.

Kiprah Acosta pada musim pertamanya di Kejuaraan Dunia Balap Motor memang mencengangkan. Performa impresif sepanjang musim mengantar Acosta menjadi juara dunia Moto3 dalam usia yang baru 17 tahun dan 166 hari.

Usia tersebut hanya satu hari lebih tua daripada usia Loris Capirossi yang menjadi rekor termuda saat merebut gelar juara dunia kelas 125cc (kelas terkecil sebelum digantikan Moto3 pada 2012) pada 1990.

Acosta mampu menyamai torehan Capirossi dari sisi keberhasilan memenangi gelar juara dunia pada musim debutnya.

Kendati demikian, tidak seperti Capirossi – juara dunia tiga kali, karena ia juga kampiun 250cc (kini Moto2) pada 1998 – yang kemudian bertahan dan mampu mempertahankan gelarnya di kelas 125cc (1991), Acosta tahun depan akan promosi ke Moto2.

“Acosta sudah mendapatkan kontrak untuk ke Moto2 dan dalam tiga tahun akan ke MotoGP, sebuah target yang diinginkan semua pembalap,” ucap ayah Pedro Acosta. Itu berarti, bila semua berjalan mulus, Acosta sudah akan di MotoGP pada 2024.

KTM adalah pabrian di balik cepatnya karier Acosta melesat. Tetapi, pencapaian tersebut tidak akan diperoleh Acosta jika ia tidak menunjukkan performa fantastis pada musim pertamanya di Moto3.

Acosta langsung mencuri perhatian saat debut di Moto3 Qatar dengan naik podium kedua di belakang rekan setimnya, Jaume Masia. Acosta lalu membuat torehan “gila” dengan memenangi balapan kedua, GP Doha, setelah start dari pit lane.

Berikutnya, Acosta berhasil menang lagi secara beruntun di Portugal dan balapan kandangnya, Spanyol. Torehan empat podium beruntun pada awal musim perdananya yang dibuat Acosta ini belum pernah dibuat pembalap manapun dalam sejarah.

Acosta juga mencatatkan diri sebagai pembalap termuda dalam sejarah kejuaraan dunia yang mampu merebut tiga kemenangan beruntun, dalam usia 16 tahun.

Semua pun tahu seperti apa performa Acosta sepanjang Moto3 2021. Setelah tiga kemenangan beruntun, ia kembali berhasil naik podium utama di Jerman, Austria 1 (GP Styria) dan tentu saja Algarve.

Rivalnya pun berganti-ganti. Pada awal musim, Sergio Garcia (GasGas Aspar) menjadi pesain utama sebelum kemudian Dennis Foggia mengeser Garcia.

Foggia memang luar biasa di sepertiga akhir Moto3 2021. Pembalap Italia itu mampu memangkas gap 76 poin hanya dalam enam balapan, menjelang lomba di Portimao.

Namun, pada akhirnya Acosta berhasil mengakhiri perlawanan Foggia dengan kemenangan di Sirkuit Internasional Algarve.

Pedro Acosta pun memberikan gelar Kejuaraan Dunia Balap Motor ke-55 untuk Spanyol (hanya kalah dari Italia, 79) sekaligus membuatnya menjadi pembalap ke-22 Negeri Matador yang mampu melakukannya.

Acosta kini bergabung dengan para juara dunia asal Spanyol: Angel Nieto (13), Marc Marquez (8), Jorge Lorenzo (5), Jorge “Aspar” Martinez (4), Dani Pedrosa (3), serta Alex Criville, Joan Mir, Sito Pons, Alex Marquez, dan Ricardo Tormo yang masing-masing merebut dua gelar.

Dengan satu gelar juara dunia untuk Spanyol, Pedro Acosta sejajar dengan Tony Elias, Pol Espargaro, Tito Rabat, Emilio Alzamora, Alvaro Bautista, Julian Simon, Nicolas Terol, Maverick Vinales, Jorge Martin, Albert Arenas, dan Manuel Herreros.

Semua pencapaian Pedro Acosta diraih berkat kecintaannya terhadap sepeda motor dan dukungan dari orangtua. Ayahnya sudah memberikan sepeda motor saat ia baru berusia 5 tahun.

Acosta pun menempa diri lewat berbagai kejuaraan lokal di Spanyol hingga mematangkan skill, teknik, dan mental dengan debut di FIM CEV Moto3 Junior World Championship pada 2018 dan memulai Red Bull Rookies Cup pada 2019.

Acosta finis P3 pada debutnya di CEV Moto3 dan runner-up di Rookies Cup pada 2019 di belakang Carlos Tatay. Setahun berikutnya Acosta berhasil menjadi juara Rookies Cup.

Di FIM CEV Moto3, pada tahun 2020 lalu, Acosta hanya finis di peringkat ketiga klasemen akhir di belakang Izan Guevara dan Xavier Artigas, yang musim ini juga menjadi rival Acosta di Kejuaraan Dunia Moto3.

Dengan begitu, pembalap berjulukan “El Tiburon de Mazarron” itu hanya butuh tiga tahun turun di kejuaraan internasional untuk kemudian bertarung di level kejuaraan dunia dan langsung menjadi juara.

Dengan perjanjian dan kontrak bersama KTM, Pedro Acosta bisa naik ke MotoGP pada 2024. Tetapi, sebelum itu sepertinya Acosta harus paling tidak dua musim di Moto2. Namun, lagi-lagi semua keputusan tetap di tangan KTM.

Sama seperti saat mereka “secara mendadak” menarik Pedro Acosta untuk debut di Moto3 pada 2021. Acosta sejatinya sudah berencana membela PruestelGP. Namun, promosi Raul Fernandez ke Moto2 yang tiba-tiba membuat Tim Ajo Motorsport saat itu memiliki satu posisi kosong.

Pedro Acosta pun ditarik Ajo untuk menggantikan Raul Fernandez. Bergabung ke KTM membuat karier Acosta melesat dengan cepat dan fantastis. Dan bukan mustahil ia hanya akan butuh tiga tahun untuk ke MotoGP, terhitung sejak turun di Moto3.  

  

 

 

 

 

 

 

Related posts