Casey Stoner menjadi tamu resmi tim pabrikan Ducati Lenovo pada hari pertama MotoGP Algarve, Jumat (5/11/2021). Jack Miller dan Francesco Bagnaia pun menyambutnya.
Kedatangan Casey Stoner ke paddock Ducati disambut hangat oleh para staf, mekanik, dan kru tim. Utamanya oleh kedua pembalap tim pabrikan tersebut, Jack Miller dan Francesco Bagnaia.
Satu-satunya orang yang mampu memberikan gelar juara dunia pembalap di MotoGP untuk Ducati pada 2007 itu tidak hanya berkunjung. Ia mengamati dengan cermat dua sesi latihan bebas (FP1 dan FP2) MotoGP Algarve, kemarin.
Stoner pun memberikan sejumlah masukan kepada kedua pembalap. Tak pelak, Miller dan Bagnaia menyambut antusias saran dari Stoner. Maklum, tentu tidak setiap akhir pekan lomba, Stoner menjadi ‘pelatih’ mereka.
“Ia memberikan beberapa masukan setelah FP1 dan ternyata ampuh untuk FP2,” ucap Miller tentang kompatriotnya (sesama orang Australia) yang mengakhiri hari pertama GP Algarve di posisi ketiga overall dari dua latihan bebas.
“Ketika seorang legenda seperti Stoner berbicara kepada Anda, Anda pasti akan mendengarkan. Kami sebetulnya ingin meminta Ducati menambah bujet untuk tahun depan agar Stoner bisa lebih sering datang di banyak Grand Prix.”
Stoner memang menjadi salah satu pembalap hebat yang pernah ada di MotoGP. Tidak hanya berhasil merebut gelar MotoGP bersama Ducati, Stoner juga mampu menjadi juara dunia bersama tim pabrikan Repsol Honda pada 2011.
Melihat sederet prestasi dan pengalamannya di MotoGP antara 2006 sampai 2012, plus rekornya sebagai pembalap Ducati dengan kemenangan terbanyak di MotoGP, 23 (dari total 56), Bagnaia pun sependapat dengan Miller.
“Saya kira, saya dan Jack bersedia dipotong gaji sedikit agar Casey mau datang lagi. Sungguh menyenangkan melihatnya di garasi,” tutur pembalap asal Italia itu.
“Ia masih satu-satunya pembalap yang mampu mengoptimalkan performa Ducati meskipun saat itu menjadi motor yang paling sulit dikendalikan. Sungguh menarik mendapatkan masukan darinya.
“Begitu melihat pada sesi pagi Fabio (Quartararo, pembalap Yamaha) dan saya menjadi yang tercepat, Stoner memberi tahu rahasia reaksi motor kami terhadap angin. Saya benar-benar mengapresiasi bantuannya. Juga karena masukan ini datang bukan dari pembalap biasa.”
Bagnaia tidak pernah bertemu langsung dengan Stoner sebelumnya. Namun, ia mengikuti perjalanan karier Stoner, termasuk bagaimana pemenang 38 GP di MotoGP tersebut bertarung tanpa minder melawan legenda sekelas Valentino Rossi.
“Saya penggemar berat Valentino tetapi Casey juga salah satu pembalap terbaik dalam sejarah balap motor dunia. Saya berharap ia tetap bersama kami besok (hari ini, Sabtu),” ucap Bagnaia.
Francesco Bagnaia sudah dipastikan tidak lagi mampu merebut gelar juara dunia MotoGP yang sudah digenggam Quartararo seusai MotoGP Emilia Romagna, dua pekan lalu. Kendati begitu, Bagnaia dan juga Miller masih bisa membantu Ducati merebut gelar pabrikan (konstruktor) dan tim.
Menjelang dua balapan tersisa ini, Ducati unggul 12 poin atas Yamaha di klasemen konstruktor. Poin konstruktor ini diambil hanya dari satu hasil terbaik pembalap yang menggunakan motor tersebut.
Ducati sendiri tercatat baru dua kali menjadi juara dunia konstruktor, 2007 saat Casey Stoner menggila, dan tahun 2020 lalu.
Sementara di klasemen tim, Ducati Lenovo berada di P2 dan tertinggal 13 poin dari Monster Energy Yamaha MotoGP, skuad yang dibela Quartararo. Untuk kategori ini, poin finis kedua pembalap setiap tim menjadi acuan.