Casey Stoner Beri Masukan untuk Ducati

Juara dunia MotoGP dua kali Casey Stoner berada di Portimao. Ia pun berkomentar tentang Ducati.

Casey Stoner hingga kini masih menjadi satu-satunya juara dunia MotoGP yang pernah dimiliki Ducati. Mantan pembalap asal Australia tersebut melakukannya pada 2007, saat kali pertama kapasitas maksimal mesin motor-motor MotoGP dibatasi hanya 800cc.

Stoner kemudian kembali menjadi juara dunia pada MotoGP 2011 – musim terakhir mesin 800cc 4-tak – namun bersama Honda.

Hingga saat ini, Stoner masih memegang rekor di Ducati untuk jumlah kemenangan di MotoGP, 23. Jumlah itu hampir 50% dari total podium utama Ducati di kelas tertinggi Kejuaraan Dunia Balap Motor tersebut, 56.

Karena itulah Stoner dinilai sudah layak masuk legenda Ducati. Ia dinilai cukup tahu apa yang diperlukan Ducati untuk merebut gelar juara dunia pembalap.

Berita Terkait :  MotoGP Australia: Apakah Fabio Quartararo tertinggal meski finis di puncak penantang gelar? | MotoGP

Setelah tiga kali hampir menjadi juara dunia pembalap lewat Andrea Dovizioso pada 2017, 2018, dan 2019, tahun ini pabrikan asal Borgo Panigale, Italia, tersebut kembali gagal.

Pembalap tim pabrikan Ducati Lenovo Francesco Bagnaia yang mampu menempel Fabio Quartararo akhirnya menyerah dari andalan Monster Energy Yamaha MotoGP tersebut, meskipun MotoGP 2021 masih menyisakan dua seri.

Bagnaia terjatuh saat memimpin lomba MotoGP Emilia Romagna, hampir dua pekan lalu. Akibatnya, ia tidak mampu lagi mengejar Quartararo kendati masih ada GP Algarve pada akhir pekan ini (5-7/11/2021) dan GP Valencia (12-14/11/2021).

Stoner yang menyempatkan diri datang ke paddock Ducati Lenovo di Sirkuit Internasional Algarve, Portimao, Portugal, memberikan sedikit masukan untuk mantan timnya tersebut.

Pemenang 38 lomba MotoGP antara 2006-2012 itu pun yakin Ducati masih mampu merebut gelar juara dunia pembalap.

Berita Terkait :  IVECO berlomba menjadi transportasi karting

“Ducati selalu berada di ambang pintu juara dunia. Mereka sudah hampir memiliki paket (motor) lengkap dan menyelesaikan pekerjaan untuk waktu yang lama,” kata pemenang total 45 Grand Prix sejak turun di kejuaraan dunia mulai 2001 sampai 2012.

“Sayangnya, para pembalap Ducati hanya mampu cepat di beberapa trek. Mereka butuh lebih konsisten sedikit lagi. Mungkin, motor yang lebih mampu beradaptasi dengan semua jenis sirkuit.”

Stoner mengakui bila setiap pabrikan pasti memiliki sirkuit favorit dan tidak. Namun, Ducati tampaknya lebih menderita di trek yang tidak mereka sukai, dibanding pabrikan lain saat menghadapi problem yang sama (turun di sirkuit bukan favorit).

“Ducati butuh konsistensi sedikit lagi dan mungkin harus membuat motor lebih simpel di beberapa trek. Tetapi, mereka sejauh ini sudah sangat dekat dengan gelar. Jika semua sudah sesuai, saya yakin mereka mampu juara lagi,” kata Stoner.

Berita Terkait :  Benarkah Kepindahan Jorge Lorenzo ke Ducati bukan karena Rossi, ini ceritanya

Mantan pembalap yang kini berusia 36 tahun itu menambahkan, tantangan Ducati juga akan lebih berat karena pabrikan lain juga terus mengembangkan diri.

“Yamaha mampu memiliki paket motor lebih baik dari tahun ke tahun. Anda bisa melihat bagaimana mereka di semua seri balap, mampu menyuguhkan paket yang sulit dikalahkan,” tutur Stoner.

“Lalu ada Marc Marquez dan Honda. Jika pembalap Spanyol itu sehat dan fit, saya yakin mereka akan sangat sulit dikalahkan.

“Yang membuat sulit adalah, Anda tidak sekadar membawa beberapa motor ke sirkuit dan meminta seorang pembalap menggebernya. Anda perlu seluruh paket yang harus mampu bekerja bagus. Itulah yang kadang membuat sulit sebuah tim atau pabrikan.”

 

 

Related posts