Fabio Quartararo: Yamaha Tahu Apa yang Saya Butuhkan

Juara dunia MotoGP 2021, Fabio Quartararo, menegaskan dirinya tak akan meminta lagi kepada Yamaha karena pabrikan garpu tala sudah tahu apa yang dibutuhkannya.

Quartararo datang ke Algarve dengan harapan meraih podium usai gagal mendapatkannya di Misano, setelah disalip oleh Enea Bastianini yang menggunakan motor Ducati Demosedici GP19 pada lap terakhir.

Jadi pembalap paling konsisten sepanjang musim ini, El Diablo mengatakan motornya bukan yang terbaik di trek. Ia mengaku hanya berusaha semaksimal mungkin mengeluarkan potensi motor agar tampil cepat di semua jenis lintasan balap.

Pembalap Petronas SRT, Andrea Dovizioso, menilai bahwa Quartararo pandai menyembunyikan kelemahan agar tak dimanfaatkan oleh rival-rivalnya.

Kelemahan terbesar Yamaha adalah mereka menjadi pabrikan paling lambat di MotoGP, bahkan tertinggal dari Suzuki yang memiliki desain mesin sama, 4 silinder segaris.

Ini membuat pekerjaan para pembalap Yamaha semakin sulit, terutama saat menghadapi Ducati di trek yang memiliki sektor lurusan panjang.

Lelah meminta, pembalap asal Prancis itu menegaskan dirinya tak akan lagi menuntut Yamaha sebelum permintaannya dikabulkan.

“Saya tidak akan meminta apa pun dari Yamaha, mereka tahu pasti apa yang saya inginkan, itu adalah top speed! Kami membutuhkan itu untuk bertarung di beberapa trek, jadi ini sangat penting,” kata Quartararo dalam konferensi pers, Kamis (4/11/2021).

“Sasis yang kami miliki sangat bagus, kami hanya membutuhkan sedikit sentuhan di area itu untuk membuatnya bekerja lebih baik lagi.

“Jadi jelas, kami hanya perlu bekerja pada area mesin.”

Untuk saat ini, Yamaha sedang fokus untuk mengejar dua gelar, konstruktor dan tim, sebelum berkonsentrasi sepenuhnya pada pengembangan mesin.

Fabio Quartararo berharap dirinya bisa mendapatkan podium dalam dua balapan terakhir untuk membantu Yamaha mengejar targetnya.

“Saat ini saya tidak merasakan tekanan, karena saya sudah mencapai tujuan saya,” ujarnya.

“Tentu saja, saya akan tetap memperjuangkan podium atau kemenangan di sini, tapi ini akan berbeda, segalanya lebih terkendali.

“Pastinya masih ada ketegangan sebelum balapan, tapi perasaannya sangat positif. Ini lebih tentang adrenalin dibandingkan yang lainnya.”

Pembalap berusia 22 tahun itu juga berharap memiliki pertarungan ketat dalam dua balapan terakhir untuk membuatnya tetap merasa dalam persaingan perebutan gelar.

“Saya pikir akan lebih mudah melakoni dua balapan terakhir. Saya mencintai balapan dan senang bertarung dengan pembalap lain. Bagaimanapun, sulit untuk kembali berlatih setelah liburan, tetapi saya harus melakukannya,” tuturnya.

Related posts