Pembalap Esponsorama Racing, Enea Bastianini, mengatakan sangat ingin menjadi rival utama Marc Marquez dalam perebutan juara dunia MotoGP di masa depan.
Bastianini menunjukkan penampilan impresif pada balapan kedua di Misano dengan merebut podium ketiga dari Fabio Quartararo.
Start dari grid ke-16, pembalap Italia itu mengakhiri Grand Prix Emilia Romagna sebagai wakil terbaik Ducati.
Pasalnya, dua pembalap tim pabrikan Ducati, Jack Miller dan Francesco Bagnaia, gagal finis usai terjatuh di tikungan yang sama.
Performa yang ditunjukkan Enea Bastianini memunculkan kesan positif dari pembalap MotoGP lainnya. Bahkan, Marquez mengatakan La Bestia yang merupakan julukan pembalap 23 tahun sangat cocok karena memang seperti binatang buas.
Diakui oleh Marquez sebagai pembalap hebat, Bastianini mengaku sangat senang dan berharap bisa bertarung dengan pembalap Honda itu untuk memperebutkan gelar di masa depan.
“Mendapatkan podium MotoGP di rumah sendiri, merupakan sebuah kebanggaan,” kata Bastianini kepada Motosprint.
“Sekarang ada peluang baru tapi kondisi cuaca akan berbeda dan ini seperti memulai dari awal. Tapi rasa menyalip di Misano tidak dapat diubah oleh siapa pun.
“Khususnya Marc Marquez, pembalap terbaik dalam delapan tahun terakhir. Suatu kehormatan mendengar hal itu dari dia, rasanya akan sangat bagus untuk menjadi rival di masa depan.
“Agar selaras dengan nama panggilan saya, dia harus mengatakan saya mengerem seperti binatang buas. Jujur, sangat menyenangkan mendapat pengakuan seperti itu.”
Enea Bastianini menegaskan dirinya masih mempelajari tentang semua hal di MotoGP, dan belum mengeluarkan seluruh kemampuannya.
Pasalnya, minimnya tes untuk seorang rookie membuat pembalap 23 tahun itu harus mempelajari semua dari balapan satu ke balapan lainnya.
“Sulit membuat penilaian, mungkin saya baru 70%. Saya mendapatkan beberapa poin persentase setelah setiap balapan,” ujarnya.
“Jangan lupa bahwa setahun yang lalu tidak ada tes musim gugur, kami, rookie 2021, hanya punya sedikit waktu untuk mengenal MotoGP, saya masih kurang pengalaman.”
Namun, ia mengatakan motor MotoGP lebih mudah dikendarai karena teknologi yang makin canggih membuat pembalap lebih nyaman berada di atas motor.
“Motor ini jauh lebih mudah. Tapi saya tetap harus beradaptasi. MotoGP semakin kompleks, saya tidak berani memikirkan seperti apa lima tahun mendatang,” ucapnya.
“Di MotoGP, juga ada lebih banyak pekerjaan dengan kalian para jurnalis! Pada kenyataannya kami juga lebih banyak bekerja di garasi, dengan teknisi.
“Pelatihan di sasana juga berubah secara relatif, seperti halnya pelatihan di atas motor.”