“Tahun 2024 menjadi momentum krusial karena pemilu dan pilkada dilaksanakan serentak sehingga saya harap kerja Timsel menjadi bagian kita semua mencari momentum baru untuk mendorong demokrasi Indonesia ‘reborn’ dan menang,” kata Luqman dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi II DPR bersama Timsel, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa.
Dia menilai proses transisi demokrasi yang sudah berjalan lebih dari 20 tahun sejak 1998, menunjukkan gejala kekalahan demokrasi.
Hal itu menurut dia terlihat dari praktek Pemilu yang ditandai dengan semakin maraknya politik uang dan menguatnya politik identitas berdasarkan suku, agama, ras, dan antar-golongan (SARA).
“Dan indikator gagalnya demokrasi adalah ‘output’ kekuasaan yang dihasilkan dari proses pemilu dan pilkada cenderung semakin brutalnya praktek korupsi,” ujarnya.
Luqman menilai perbaikan demokrasi Indonesia bisa dimulai dari kerja Timsel untuk mencari cara agar demokrasi Indonesia kembali menang.
Langkah itu menurut dia sangat penting agar ujung dari proses transisi demokrasi Indonesia bukan kekalahan yang menjadi anarki namun demokrasi benar-benar jadi pilihan terbaik dari sistem bernegara.
“Itu agar ujung dari transisi demokrasi kita bukan kekalahan yang nanti menjadi anarki atau alternatif sistem bernegara lain namun memastikan demokrasi benar-benar jadi pilihan terbaik dari sistem bernegara,” katanya.
Dia percaya dengan kepercayaan yang diberikan semua pihak kepada Timsel dalam melaksanakan proses seleksi calon anggota KPU-Bawaslu, Timsel akan bekerja dengan maksimal.
Luqman memastikan Komisi II DPR akan menjalankan fungsinya sesuai amanat UU untuk melengkapi kepercayaan yang diberikan semua pihak sehingga dapat terpilih “the dream team” KPU-Bawaslu.