Enea Bastianini Anggap Kekurangan Motor sebagai Tantangan

Enea Bastianini berhasil mengejutkan semua orang ketika mampu tampil kompetitif dalam MotoGP 2021 dengan motor spek 2019. Perlu digarisbawahi juga, tahun ini adalah musim debutnya di kelas premier.

Dengan Desmosedici GP19, motor Ducati yang telah berusia dua tahun, rookie Tim Avintia Racing Enea Bastianini telah tujuh kali finis menembus 10 besar, dua di antaranya berujung podium, dalam 16 race MotoGP musim ini.

Jelas itu sebuah pencapaian impresif mengingat kekurangannya dibanding para pesaing, terutama dari segi mesin. Kecuali rekan setimnya, Luca Marini, dan Andrea Dovizioso (Petronas SRT Racing), Bastianini harus bersaing dengan motor-motor yang lebih baru.  

Kendati demikian, hal tersebut tak mematahkan semangat apalagi menyurutkan nyalinya. Justru juara dunia Moto2 2020 itu termotivasi untuk unjuk gigi, membuktikan kualitas sebagai seorang pembalap. Dan Le Bestia berhasil.

Berita Terkait :  Dinobatkan sebagai Legenda, Ini 10 Kemenangan Spektakuler Valentino Rossi

Musim ini, ia sudah mampu mengungguli pembalap seperti Marc Marquez, Jack Miller, Joan Mir, dan juara dunia MotoGP 2021 Fabio Quartararo saat balapan. Dari segi pengalaman serta motor, mereka unggul dari Bastianini.

Sekarang, pembalap 23 tahun tersebut berpeluang meraih gelar Rookie of The Year. Untuk itu, ia harus bersaing dengan debutan Pramac Racing Jorge Martin, yang memiliki motor lebih baik, Desmosedici GP21.

Performa Bastianini mulai menarik perhatian ketika finis keenam dalam Grand Prix (GP) Aragon. Ketika itu, dari semua rider Ducati, ia hanya kalah dari duo pabrikan, Francesco Bagnaia (P1) dan Jack Miller (P5).

La Bestia memperlihatkan jika keberhasilannya di Aragon bukan kebetulan. Race berikutnya malah lebih sensasional, Bastianini, yang start dari grid 12, meraih podium pertamanya setelah finis ketiga dalam GP San Marino.

Berita Terkait :  Ducati: Sudah Waktunya Menang dengan Motor 2022

Progres berlanjut di Circuit of The Americas (COTA). Memulai dari posisi ke-16, sang rider menyelesaikan GP Amerika Serikat itu di urutan keenam. Lalu pada race kedua di Misano (GP Emilia Romagna), ia kembali podium ketiga.

“Jika Anda bertanya berapa saya menilai performa sendiri musim ini, saya akan memberikan angka delapan. Itu nilai yang bagus, mengingat saya dapat sedikit materi di ‘sekolah’. Namun ini belum berakhir dan saya ingin menyelesaikannya sebaik mungkin,” ujar Bastianini dalam wawancara dengan Motosprint.

Seperti diketahui, musim depan Enea Bastianini melanjutkan karier MotoGP dengan Gresini Racing, yang didukung Ducati. Ia bakal dapat motor lebih baik, namun speknya tetap di bawah rider utama pabrikan Borgo Panigale.

Berita Terkait :  MotoGP 18 ulasan

La Bestia akan menggeber Desmosedici GP21, motor tahun ini, pada 2022, sementara lima dari delapan pembalap Ducati mengendarai GP22, termasuk Luca Marini dan Jorge Martin. Walau demikian, hal tersebut tidak membuatnya khawatir.

Bastianini menganggap ini adalah tantangan lain yang mesti dihadapi dan ia sudah terbiasa tanpa materi yang sesuai dengan standar para rivalnya. Selain itu, La Bestia percaya, setidaknya, GP21 dan GP22 bisa ada di level sama pada awal musim.

“Bagi saya, semuanya adalah tantangan, karena bahkan ketika saya masih kecil, saya memiliki sarana yang lebih rendah dari lawan saya. Namun, mungkin, di awal bisa berada di level yang sama dengan GP22 dan saya bisa mendapatkan hasil bagus, membuat Ducati terus memperhatikan progres saya,” kata Bastianini.  

 

Related posts