Fabio Quartararo Bisa Buka Sebuah Era Baru di MotoGP

Pembalap veteran, Valentino Rossi, melihat Fabio Quartararo memiliki potensi besar untuk memenangi gelar MotoGP lainnya, dan menjadi awal sebuah era baru.

Quartararo meraih gelar juara dunia MotoGP usai finis keempat di Grand Prix Emilia Romagna. Rival terdekatnya, Francesco Bagnaia, mengalami kecelakaan saat berusaha menjegal pembalap asal Prancis itu.

Namun, Fabio Quartararo menjadi satu-satunya pembalap yang paling konsisten sepanjang musim ini. Ia juga berhasil membawa Yamaha YZR-M1 tampil kompetitif di semua jenis trek, meski masih lemah dalam hal kecepatan tertinggi.

Performa pengoleksi lima kemenangan MotoGP 2021 tersebut pastinya membuat Rossi terkesan. The Doctor yakin ada banyak hal yang bisa didapatkannya pada tahun-tahun mendatang.

Berita Terkait :  Jadwal Siaran Langsung dan Prediksi MotoGP Misano San Marino 11 September 2016

“Fabio sangat pantas untuk memenangi gelar MotoGP 2021, karena dia sangat kuat,” kata Rossi seperti dilansir Marca.

“Dia mendapatkan hasil bagus, bahkan di sirkuit yang biasanya Yamaha tidak mampu tampil cepat. Jadi, cukup adil jika dirinya menjadi juara dunia.

“Dia selalu tampil kuat, tanpa melakukan kesalahan. Dia sangat pantas mendapatkan penghargaan. Saya pikir Yamaha memiliki salah satu skuad yang terkuat dengan Fabio dan Franco Morbidelli pada tahun depan.

“Saya yakin Fabio bisa membuka sebuah era baru di MotoGP.”

Kemampuan Fabio Quartararo juga menarik perhatian Andrea Dovizioso yang memperkuat Petronas SRT. Rider Italia itu mengatakan pemuda tersebut pandai menyembunyikan kelemahannya agar tak dimanfaatkan rival.

Berita Terkait :  Marquez Menempati Urutan Start Ke- 13

Selain itu, ia juga dapat melakukan banyak lap dengan konsisten tanpa melakukan kesalahan. Prinsipal Yamaha, Lin Jarvis, memandang Quartararo memiliki kesamaan dengan Valentino Rossi.

Jarvis, yang menemani Rossi sejak awal bergabung dengan Yamaha di MotoGP. tahu betul bagaimana seorang juara dunia sembilan kali itu meraih kesuksesannya.

Tetapi, pembalap 22 tahun tersebut menolak disamakan dengan siapa pun dan ingin menjadi diri sendiri.

“Pertama dan terpenting, saya tidak ingin menjadi seperti orang lain, saya ingin menjadi berbeda,” ujarnya.

“Tapi tentu saja, jika saya harus jujur, saya memiliki gaya berkendara yang mirip dengan Jorge, saya pikir lebih agresif. Tetapi, ketika Anda melihat Jorge ketika dia memenangi gelar pada 2015, 2012, dan 2010, dia adalah pembalap yang berkendara dengan mulus.

Berita Terkait :  Yamaha VR46 Master Camp Team Resmi Debut Moto2 2022

“Ketika saya berada di Yamaha pada 2019, menerapkan gaya seperti itu. Tapi, jika Anda melihat antara 2019 dan sekarang, saya telah banyak alami perubahan.

“Pada 2019 saya lebih mirip Jorge, ketika saya melakukan time attack, rasanya seperti saya sangat lambat. Tahun ini, saat Anda melihat flying lap saya, Anda melihat saya berada di batasannya, itu bisa terlihat di TV.”

Related posts