Surabaya (BabatPost.com) – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengaku melakukan aktivitas secara natural dan tak berharap akan mendapat penghargaan dalam menjalankan pekerjaannya sehari-hari.
“Yang saya lakukan sebenarnya natural saja, tidak ada berharap akan mendapat apresiasi atau tidak,” ujar Khofifah ketika dikonfirmasi dari Surabaya, Minggu, terkait namanya masuk pada daftar 500 tokoh Muslim berpengaruh di dunia tahun 2022.
Ia mengaku baru mendapat informasi dari rekan-rekannya pada Sabtu (30/10) sore bahwa namanya berada di urutan 132.
Selama ini Khofifah melakukan pengabdian maupun kerja-kerja sosial yang berbasis ormas keagamaan adalah untuk memberi dedikasi terbaik bagi umat.
“Supaya hidup kita manfaat, ilmu kita manfaat,” ujarnya pula.
Namun, ketika disinggung namanya yang juga ditulis sebagai salah satu kandidat pada Pemilihan Presiden 2024, mantan menteri sosial tersebut enggan berkomentar.
Khofifah yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU itu menjadi pendatang baru sebagai tokoh berpengaruh dunia di bidang politik bersama sejumlah tokoh baru lainnya. Di antaranya Presiden Iran Ibraim Raisi, Presiden Tanzania Samia Suhulu Hassan, Perdana Menteri Tunisia Najla Bouden Romadhane, dan Abdul Ghani Baradar dari Afghanistan.
Apresiasi tersebut dianugerahkan dalam “The Muslim 500” yang merupakan ajang penghargaan dan nominasi tahunan bagi tokoh Muslim berpengaruh di seluruh dunia.
Ajang itu diselenggarakan oleh lembaga penelitian independen yang berbasis di Yordania, The Royal Islamic Strategic Studies Centre (MABDA).
Dikutip dari buku “The World’s 500 Most Influential Muslims” yang dipublish “themuslim500.com”, Khofifah sebagai Gubernur ke-14 Jatim telah menduduki sejumlah jabatan strategis di Indonesia, seperti Wakil Ketua DPR RI, Menteri Sosial RI, serta Ketua PP Muslimat NU.
Khofifah juga dinilai sebagai tokoh Muslim yang mendukung persatuan antarumat beragama.
Selain nama Khofifah Indar Parawansa, “The Muslim 500” juga mengindeks sejumlah nama tokoh Muslim di Indonesia sebagai tokoh berpengaruh di dunia. Beberapa di antaranya ialah Presiden Joko Widodo di urutan ke-13, Ketua PBNU Prof Said Aqil Siradj di urutan ke-19, Habib Luthfi bin Yahya di urutan ke-32, dan Prof Dr Din Syamsuddin dalam kategori Honourable Mentions.