Enggan Dimanfaatkan, Razali Pecah Kongsi dengan Stigefelt

Kesabaran bos Petronas Yamaha SRT, Razlan Razali, terhadap Johan Stigefelt sudah habis. Ia pun memutuskan lebih baik pecah kongsi daripada terus dimanfaatkan.

Razali membentuk RNF Racing untuk MotoGP 2022, setelah memastikan kontrak dengan Yamaha setahun dan Dorna lima tahun. Sebagai tim baru, mereka hanya fokus ke level premier dan tak ikut serta pada Moto2 serta Moto3.

Hal ini dijadikan alasan pria Malaysia tersebut ketika tanda tanya seputar pecah kongsi dengan Stigefelt mengemuka.

Padahal, menurut sumber terkuak bahwa Razali tak mau citra timnya ternoda karena dimanfaatkan untuk tempat mencuci uang. Stigefelt mengelola urusan bisnis Petronas SRT lewat ‘One Performance’ yang notabene adalah perusahaannya.

Sepang Circuit dan Petronas dimiliki pemerintah Malaysia jadi tidak bisa secara langsung menjalin kontrak sewa. Perlu bantuan pihak ketiga sebagai perantara.

Berita Terkait :  MotoGP siap untuk wildcard paling menarik dalam beberapa tahun

Namun, relasi Stigefelt dan Razali memanas setelah ada berbagai laporan negatif soal eks pembalap asal Swedia itu. Bahkan, Dorna juga mendengar pengaduan tersebut. Mereka mempertimbangkannya jadi orang yang tak diizinkan masuk paddock.

Stigefelt pun membela diri soal perselisihan dengan Razali. Ia mengklaim bosnya mengingkari kesepakatan tentang kepemilikan tim baru dari 50-50, menjadi 60-40 dan sekarang mau menguasai 70 persen.

Padahal, dia yang meminta pria Malaysia tersebut menyerahkan pengelolaan tim kepada One Performance. Stigefelt juga menekankan sangat berjasa dalam menemukan sponsor tim.

Anjing menggonggong, kafilah berlalu. Pria 47 tahun tersebut mengakuisisi tim MotoGP dan MotoE. Razali tak mau membahas secara detail problem mereka.

Berita Terkait :  Deretan Pembalap Grand Prix yang Pindah Haluan ke WSBK

“Saya tidak tahu apa yang diinginkan Stigefelt. CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta, secara pribadi memberikan dua tempat MotoGP pada 2018. Itu keuntungan besar bagi saya. Ini slot milik saya. Saya yang menentukan perusahaan mana yang mengoperasikan tim,” ia menegaskan kepada Speedweek.com.

“Kami memutuskan jalan di arah berbeda. Saya ingin merahasiakan segala hal tentang Stiggy dan tak mau bicara buruk tentang orang lain. Saya mempertimbangkan apa yang terjadi antara Johan dan saya.

“Problem yang timbul menjadi masalah pribadi. Saya tak mau membahasnya. Bagaimana tingkah lakunya, dia bisa memeutuskan sendiri.”

Konflik tersebut menimbulkan kebingungan pada sponsor. Razali harus menjelaskan siapa pemilik tim sebenarnya dan koleganya tak punya kuasa apa pun.

Ia mendapat sponsor WithU dari koneksi dengan agensi Fastback, yang dikelola Fabio Barchitta, bukannya jasa Stigefelt.

Berita Terkait :  Kemajuan Pengembangan dan Mekanisme Hadiah Baru Oleh DailyCoin

Razali akhirnya mengakui bahwa ada gesekan dengan Stigefelt tentang kontrak sewa terkait transportasi kendaraan dan kesanggrahan.

“Saya merasa tidak diperlakukan seperti klien. Sejak kami masuk ke Moto3 2013, kami selalu menggunakan One Performance sebagai jalur ke perusahaan. Saya CEO Sepang Circuit saat itu, tapi perusahaan ini tidak bisa tanda tangan kontrak dengan Bischoff+ Scheck.

“Jadi, dana ditransfer ke One Performance dan dia menggunakan untuk membayar tagihan. Klien utamanya adalah Sepang Circuit sebagai pemilik tim. Sekarang, saya pemilik tim ini…”

Sebagai pemilik tim balap baru, sekarang ia bisa menjalin kontrak sewa sendiri. Sebelumnya, dia hanya jadi pembayar saja.

Related posts