Julito Ungkap Perbedaan Fabio Quartararo dan Maverick Vinales

Julian Simon menjadi salah satu sosok penting di balik sukses Fabio Quartararo merebut gelar MotoGP 2021. Sebelumnya, ia adalah pelatih Maverick Vinales.

Julian Simon, yang kerap disapa Julito, sejak 2018 lalu dikenal sebagai pelatih Maverick Vinales. Etos kerja dan performanya yang baik membuat tim pabrikan Monster Yamaha Energy MotoGP mempertahankan Julito kendati Vinales pergi setelah MotoGP Austria, 15 Agustus lalu.

Lin Jarvis selaku Managing Director Yamaha Motor Racing lalu meminta Julito tetap menjadi ‘pelatih’  bagi Fabio Quartararo serta Franco Morbidelli yang lantas ditarik dari tim satelit Yamaha untuk menggantikan Vinales.

Meskipun belum begitu lama menangani Quartararo, Julito sudah paham betul apa saja yang membuat pembalap asal Prancis tersebut mampu merebut gelar juara dunia MotoGP.

Berita Terkait :  Punya Darah Indonesia, Goorbergh Tak Sabar Balapan di Mandalika

Juara dunia kelas 125cc 2009 itu pun mampu menjelaskan apa yang membuat Quartararo kampiun MotoGP pada musim ketiganya, atau tahun pertamanya bersama skuad pabrikan Yamaha, sesuatu yang tidak mampu dilakukan Vinales sejak bergabung pada 2017.   

“Banyak sekali faktor (yang menyulitkan Vinales). Persaingan di MotoGP sangat sulit dan Anda harus mampu menyatukan banyak faktor untuk menang,” ujar Julian Simon.

“Sayangnya, Maverick tidak berhasil memanfaatkan puncak performanya untuk merebut gelar. Ia pembalap berbakat. Maverick juga memiliki peluang (untuk juara) tetapi tidak mampu meraihnya.”

Saat disinggung mengenai perbedaan antara Quartararo dengan Vinales, Julito menjawab diplomatis.

Berita Terkait :  Sirkuit balap Hungaria baru dibuka dengan target FIA Grade 1

“Fabio tipe pembalap yang mau menerima banyak masukan Ia sangat terbuka dan sopan. Kemampuannya saat ini tidak lepas dari keterbukaan serta kemampuan dari pekerjaan dan diskusi Fabio dengan para teknisi hari demi hari,” tutur Julito.

“Saya sering melihatnya menyapa setiap kru dan staf di paddock, termasuk para mekanik Morbidelli. Fabio pembalap yang rendah hati dan sangat sopan.”

Terkait aspek teknis, Julito menyebut Quartararo memiliki teknik pengereman ‘brutal’, terutama dengan saat motor akan menghadapi akhir dari trek lurus.

“Cara Fabio menentukan titik pengereman yang tepat yang dikombinasikan dengan kecepatan di tikungan, sungguh mengagumkan,” tutur Julito.

Berita Terkait :  "Pola pikir untuk kejuaraan" Bagnaia membatasi dia di Valencia

“Dengan level di MotoGP saat ini, seorang pembalap harus mampu fokus di setiap akhir pekan dan mengeluarkan semua kemampuan. Jika mampu mempertahankan kinerjanya saat ini, saya yakin Fabio akan mampu menambah gelar juara dunianya di MotoGP,” ucap Julian Simon.

Terkait perannya kini sebagai supervisor Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli, Julian Simon mengaku hanya akan memberikan masukan dari sisi teknis sesuai dengan kemampuannya.

“Saya juga mencoba memberikan rasa tenang kepada mereka. Saya berbicara dengan mereka meskipun tidak terlalu banyak. Saat ini tidak ada hubungannya dengan apa yang Fabio lakukan dengan Maverick, karena hubungan kami sangat intens,” kata Julito.

Related posts