Presiden Jokowi hadiri KTT G20 Roma

Jakarta (BabatPost.com) – Presiden RI Joko Widodo menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) di Rome Convention Centre La Nuvola, Roma, Italia, Sabtu.

Read More

Presiden Jokowi yang mengenakan setelan jas formal berwarna abu dengan dasi dan masker berwarna hitam disambut Perdana Menteri Italia Mario Draghi saat tiba di La Nuvola, sebagaimana ditayangkan langsung kanal Youtube Sekretariat Presiden, dipantau di Jakarta, Sabtu.

Berita Terkait :  Presiden jajal Sirkuit Mandalika dengan motor balap modifikasi

Presiden Jokowi kemudian berjabat tangan dengan mantan Presiden Bank Sentral Eropa tersebut dan berfoto bersama. Setelahnya, Presiden Jokowi memasuki lokasi pertemuan.

Sejumlah kepala negara tampak sudah hadir di La Nuvola Roma. Sebelum Presiden Jokowi, tampak Sultan Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah dan sesudah Presiden Jokowi, tampak Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Markel.

Sebelumnya, menurut Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, Presiden Jokowi dalam KTT G20 akan menghadiri sesi ekonomi dan kesehatan global.

Berita Terkait :  Salah satu pelaku yang menduduki patung pahlawan Revolusi berhasil di amankan Polisi dan TNI

Dalam rangkaian KTT G20, Presiden juga diundang secara khusus untuk menjadi pembicara pada “side event” (acara sela) KTT tersebut yang akan membahas upaya dan kebijakan untuk mendukung UMKM yang dimiliki oleh perempuan pebisnis.

Pada hari kedua KTT G20 atau Minggu (31/10), Pesiden Jokowi akan menerima tongkat estafet Keketuaan atau Presidensi G20 dari Italia untuk satu tahun ke depan. Dengan begitu, Presidensi Indonesia di G20 akan dimulai per 1 Desember 2021.

Presiden Jokowi juga diagendakan akan melakukan pertemuan bilateral di sela rangkaian KTT G20, antara lain dengan pemimpin dari Australia, Prancis, India, Turki, Italia, dan Bank Dunia.

Berita Terkait :  Presiden akan stop ekspor bahan mentah dengan risiko apapun

Retno menjelaskan agenda pertemuan bilateral masih sangat dinamis dan bisa berubah menyesuaikan jadwal para pemimpin.

“Kemungkinan masih akan terjadi beberapa perubahan di pertemuan bilateral karena masih ada beberapa permintaan dan kita sekarang sedang terus mencoba untuk mencocokkan jadwal, baik jadwal Bapak Presiden maupun jadwal pemimpin lainnya,” kata Retno.

Related posts