Deretan Juara MotoGP yang Hindari Kutukan Nomor Satu

Nomor 1 selalu istimewa karena biasanya melambangkan kehebatan pembalap di atas trek. Namun, ternyata tidak semua rider MotoGP yang ingin menyematkan angka itu di motornya.

Pemilihan nomor, kecuali 1, merupakan hak pembalap. Pada kategori Moto3 dan Moto2, angka 1 jarang digunakan karena biasanya para juara dapat kesempatan promosi ke level lebih tinggi.

Jadi biasanya nomor keramat itu terlihat di MotoGP. Namun, belakangan ketertarikan menempelkan 1 di motor mulai berkurang dengan alasan pribadi. ‘Kutukan nomor 1’ sangat terkenal, di mana pemiliknya tak bisa mempertahankan titel, juga jadi pertimbangan.

Pionir tren tersebut adalah Barry Sheene, juara dunia kelas 500cc musim 1977 dan 1978. Ia mempertahankan nomor 7 yang konon membawa keberuntungan.

Berita Terkait :  KTM Sadar RC16 Belum Cukup Kuat

Lebih dari tiga dekade berselang, Valentino Rossi mengikut jejak idolanya tersebut selepas jadi juara MotoGP 2002. Ia bersikukuh menyandang nomor 46 hingga sekarang dan menjadi trademark-nya.

The Doctor memilih 46 setelah terbius oleh manuver Norick Abe dalam balapan di Jepang. Ternyata sang ayah, Graziano, menggunakannya saat balapan di masa lalu.

Meski begitu, bukan berarti Rossi mengabaikan nomor 1. Selama tujuh musim juara, ia menyematkan secara simbolis angka tersebut di helm atau baju balap.

Berita Terkait :  Jadwal Siaran Langsung GP Austin USA 2017, Senin 24 April 2017 di Trans7

Jorge Lorenzo sempat menjadi pembalap nomor 1 selepas menjuarai MotoGP 2010. Namun, setelah mengangkat trofi pada 2013 dan 2015, ia pun berubah pikiran dan kembali dengan 99 musim berikutnya. Angka tersebut 99 melambangkan dobel digit terakhir.

Kampiun generasi berikutnya, Marc Marquez, memborong enam kemenangan MotoGP. Ia tetap memakai #93, yang melambangkan tahun kelahirannya 1993. Pembalap Barcelona tersebut sudah jadi miliknya sejak tampil perdana pada FIM CEV.

Joan Mir, perebut gelar MotoGP 2020, tak tergiur ganti nomor. Rider Suzuki itu senang dengan #36, yang dianggapnya mendatangkan keberuntungan.

Berita Terkait :  Casey Stoner: Makin Baik Akhir Pekan Saya, Makin Saya Ingin Mati

Kompatriotnya Fabio Quartararo, sang juara baru musim ini, menepis ide menghapus #20 dari motornya.

“Saya ingin sesuatu yang sederhana. Lihat Valentino Rossi, menang sembilan kali tanpa pernah memilih nomor 1. 20 adalah angka di mana saya memulai dan saya ingin mengakhiri karier dengan itu,” ia menjelaskan.

Sejak 2002, hanya ada empat kali nomor 1 terlihat jelas di grid MotoGP. Selain Jorge Lorenzo pada 2011, ada Nicky Hayden yang mengambilnya pada 2007, serta Casey Stoner musim 2008 dan 2012.

Juara kelas 500cc atau MotoGP yang mempertahankan motor

Related posts