Kepergian Marco Simoncelli Jadi Momen Terburuk Valentino Rossi

Valentino Rossi masih belum bisa melupakan kenangan buruk ketika kehilangan sahabat baiknya, Marco Simoncelli, pada MotoGP Malaysia 2011.

Rossi terlibat dalam insiden yang menewaskan Simoncelli pada Grand Prix Malaysia di Sepang, 23 Oktober 2011.

Pada saat itu, balapan berjalan normal dengan kondisi cuaca yang sangat baik. Namun, siapa sangka itu menjadi salah satu lomba yang berakhir dengan mengerikan.

Simoncelli kehilangan daya cengkeram saat melahap Tikungan 11, bukannya meluncur ke sisi luar, tubuh beserta motornya mengarah ke sisi dalam trek sehingga pembalap di belakangnya tak bisa menghindar.

Rider Yamaha, Colin Edwards, melindas bagian bawah tubuh pembalap asal Italia itu. Sedangkan Rossi yang berada tepat di belakangnya menghajar bagian kepala Simoncelli yang menyebabkan  gegar otak.

Pada pukul 16.56 waktu setempat, Marco Simoncelli dinyatakan meninggal dunia karena trauma serius pada kepala, leher dan dada.

Kepergian pembalap dengan ciri khas rambut kribo tersebut jelas menjadi momen terburuk dalam hidup Valentino Rossi, terlebih ia juga ikut andil dalam insiden tersebut.

“Itu sangat sulit, itu benar-benar momen dramatis. Pada saat itu di Sepang, momen setelah balapan, menjadi salah satu hal terburuk dalam hidup saya,” kata Rossi seperti dilansir Speedweek.

“Momen yang membuat Anda bertanya-tanya, bagaimana dengan kelanjutannya? Saya putus asa ketika berada di garasi saya dengan Uccio dan Max, sayangnya saya tidak akan pernah melupakan perasaan ini.

“Setelah itu menjadi lebih buruk karena kami kehilangan pembalap hebat yang bisa memberikan pertarungan ketat dengan pembalap modern.

“Saya kehilangan seorang teman baik. Saya telah menghabiskan banyak waktu dengan Marco selama bertahun-tahun, terutama sejak 2006. Dia meninggalkan kekosongan besar dalam hidup saya.”

Marco Simoncelli dan Valentino Rossi memiliki hubungan yang sangat dekat, bahkan persahabatan ini menjadi awal mula terbentuknya VR46 Academy.

Pasalnya, Rossi sering membagikan masukan kepada Simoncelli bagaimana untuk menjadi seorang pembalap hebat di MotoGP.

“Saya selalu mengatakan bahwa Marco adalah pembalap pertama dari akademi kami, meski saat itu belum terbentuk,” ujarnya.

“Tapi, kami telah memulainya dengan Marco. Dia adalah pembalap pertama yang kami dukung dalam latihan dan berbagi pengalaman dengan saya.

“Ketika saya melihat pembalap dari akademi kami sekarang, saya selalu ingat Marco. Selalu menyenangkan ketika mengenang kembali Sic, saya selalu tersenyum sendiri. Saya merasa baru saja melihatnya beberapa bulan lalu.”

Related posts