Belakangan ini banyak asaj kasus oknum polisi yang berulah, ada yang smackdown mahasiswa sampai menyetubuhi istri dan anak tahanan. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyinggung kelakuan buruk oknum polisi yang memperburuk citra kepolisian di mata masyarakat.
Kapolri mengatakan dampaknya jelas terlihat. Dalam survei beberapa bulan lalu, karena muncul dan viral kelakuan penyimpangan oknum polisi mempengaruhi citra kepolisian.
Soroti penyimpangan anggota polisi
Kapolri percaya bahwa, institusi Polri jauh lebih banyak diisi oleh orang-orang yang baik dan memiliki semangat perubahan untuk mewujudkan semangat dari Presisi. Tapi penyimpangan beberapa anggota kepolisian itu membuat citra kepolisian tercoreng.
“Kemudian survei di awal Oktober kita turun, karena adanya penyimpangan anggota yang viral dengan cepat dengan didukung perkembangan teknologi informasi dalam dunia media,” kata Kapolri dalam penutupan pendidikan Sespimti Polri di Jawa Barat, dikutip Kamis 28 Oktober 2021.
Jenderal bintang empat itu mengatakan, saat banyak penyimpangan anggota polisi yang viral, maka itu menjadi koreksi bagi masyarakat. Untuk itu, perbuatan yang dilakukan oleh polisi bila bersifat positif maka dampaknya secara organisasi akan positif. Begitupun sebaliknya.
“Jadi persepsi itu muncul menjadi generalisasi. Masih sangat banyak polisi yang baik dibanding oknum sehingga manfaatkan perkembangan teknologi untuk memunculkan terobosan kreatif dan positif yang ada,” kata dia.
Jenderal Listyo pun berpesan kepada calon pemimpin Polri, jadilah teladan bagi bawahan nantinya. Sebab baik buruk institusi Polri pun tergantung oleh pimpinannya. Menurutnya segala permasalahan internal di kepolisian, dapat terjadi karena pimpinannya bermasalah atau tidak mampu menjadi teladan bagi jajarannya.
Ikan busuk dari kepala
Kapolri meminta kepada calon pemimpin polisi untuk mengimplementasikan teori kepemimpinan dan pepatah ‘Ikan busuk mulai dari kepala’.
“Ada pepatah, ikan busuk mulai dari kepala, kalau pimpinannya bermasalah maka bawahannya akan bermasalah juga. Pimpinan harus jadi teladan, sehingga bawahannya akan meneladani. Karena kita tidak mungkin diikuti kalau kita tidak memulai yang baik, kita tidak mungkin menegur kalau tidak jadi teladan, harus mulai dari pemimpin atau diri sendiri,” kata dia.
Kapolri tak ragu untuk menindak tegas pimpinannya apabila tidak mampu menjadi tauladan bagi jajarannya, apabila kedepannya masih melanggar aturan. Menurut Kapolri, semua itu dilakukan untuk kebaikan Korps Bhayangkara kedepannya.
“Namun terhadap anggota yang melakukan kesalahan dan berdampak kepada organisasi maka jangan ragu melakukan tindakan. Kalau tak mampu membersihkan ekor maka kepalanya akan saya potong. Ini semua untuk kebaikan organisasi yang susah payah berjuang. Menjadi teladan, pelayan dan pahami setiap masalah dan suara masyarakat agar kita bisa ambil kebijakan yang sesuai,” tutur Kapolri.
Sumber Berita
Dapatkan update berita viral menarik hanya di BabatPost.com, Jangan Lupa Follow BabatPost.com di Google News