Makin Jago Mengerem, Toprak Razgatlioglu Obati Kelemahan Yamaha

Popularitas Toprak Razgatlioglu melambung tinggi beberapa bulan terakhir sejalan dengan lompatan prestasinya. Pembalap PATA Yamaha WSBK itu bahkan disebut punya kualitas seperti Marc Marquez.

Ketika hegemoni Jonathan Rea perlahan diruntuhkan Razgatlioglu, WSBK menjadi salah satu tontonan yang menarik. Bahkan, beberapa pembalap MotoGP menyebut duel keduanya menjadi salah satu yang terbaik dalam balap motor.

Atas kemampuan yang diperlihatkan, rider Turki itu dianggap sudah pantas berada di grid MotoGP. Tim satelit Yamaha, Petronas SRT, memberinya kesempatan tampil di atas YZR-M1, tapi dia menampik.

Alasannya, ingin fokus pada perburuan gelar juara WSBK, yang masih belum pasti diraih. Ia juga akan mencoba sekali lagi musim depan, sebelum menyambut pinangan dari ajang balap prestisius tersebut.

Kesuksesan ini merupakan buah dari kerja keras yang dipupuk selama bertahun-tahun. Pembalap yang mengadopsi beberapa gaya Arif, sang ayah yang berprofesi sebagai stuntman, memasuki medan pertempuran dengan amunisi penuh.

Daya juang tinggi, pemahaman lebih baik tentang YZF-R1 dan tipe ban, serta cepat memikirkan solusi ketika menghadapi masalah. Yang paling penting, ia makin menikmati iklim persaingan WSBK.

Jebolan Red Bull Rookies Cup 2013 dan 2014 sangat digdaya musim ini. Razgatlioglu memborong 13 kemenangan dan 15 posisi lain di podium. Pencapaian terbaik sejak debut dalam WSBK 2018.

Banyak pembalap angkat topi, salah satunya adalah Scott Redding. Pembalap Ducati itu mengaku kesulitan menyalip lawannya itu.

“Dia berkendara dengan baik. Saya tidak bisa mencuri apa pun darinya. Dengan tekanan yang dialami, dia mengendarai motor dengan kencang, tangguh, penuh percaya diri dan tanpa kesalahan. Sulit mengalahkan pembalap seperti itu,” ujarnya dilansir situs resmi WSBK.

“Selain Toprak mengemudi dengan baik, Yamaha hebat memberikan motor yang dikembangkan berpusat padanya. Dia mampu memaksimalkan kelebihannya dan motor, yang merupakan paket pemenang.

“Saya kira tahun ini berpihak kepadanya. Kelemahan Yamaha adalah kecepatan dan pengereman, tapi Toprak memperbaiki pengereman, sedang Yamaha bisa meningkatkan kecepatan. Keduanya berjalan bersama.”

Rider yang musim lalu bertengger di peringkat keempat, mulai bisa menyesuaikan teknik dan posisi tubuhnya ketika mengerem kuat. Razgatlioglu pun jarang jatuh ketika menikung karena dapat menyeimbangkan ban depan dan belakang.

Berdasar data Brembo, rider itu masuk ke pit lane pada gigi dua, kecepatan 80 km/jam, dengan tekanan 12-14 bar di rem depan. Saat ban belakang terangkat, ia mengurangi tekanan menjadi 2-3 bar supaya tidak terguling ke depan. Razgatlioglu menggunakan gigi satu dan menggunakan ban belakang untuk kontak dengan tanah.

Manajer PATA Yamaha, Paul Denning, punya pengalaman panjang bekerja sama dengan banyak pembalap. Di matanya, Razgatlioglu adalah yang paling berbakat.

“Ada pembalap yang kadang hanya tampil tergantung level paket, dukungan yang diberi tim dan pabrikan, serta aspek teknik yang diberikan kepadanya,” ia menjelaskan.

“Tanpa diragukan, Toprak punya talenta bagus, paling berbakat di antara pembalap yang pernah bekerja dengan saya, mungkin juga dalam seri yang ada hari ini. Dia masih berkembang dalam pengalaman dan bagaimana mengelola situasi. Dia tak melakukan banyak kesalahaab saat menyerang.”

Niccolo Canepa, test rider Yamaha di WSBK sekaligus pelatih pembalap, bergaul dengan Razgatlioglu kurang dari dua musim. Dalam kurun waktu tersebut, ia menemukan beberapa keunggulan pembalap 25 tahun tersebut.

Hadirnya Razgatlioglu tak bisa dipungkiri, punya pengaruh signifikan pada pengembangan pembalap dan motor.

“Proyek R1 telah mencapai level tinggi sekarang. Kedatangan Toprak sangat membantu karena dia punya gaya berbeda, yang memberi kami kesempatan mencoba beberapa set-up, yang tak bisa diuji sebelumnya. Hasilnya penampilan pembalap Yamaha meningkat musim ini,” kata Canepa.

“Toprak pengerem luar biasa, kita bisa melihat manuver akrobatik. Dia presisi meski mengerem lebih lambat dari pembalap lain, jadi bisa melewati lawannya.

“Dia percaya diri dengan roda depan, sesuatu yang istimewa. Dia sangat presisi pada setiap lap. Ini membuatnya sangat kencang pada waktu lap dan sangat keras kepala saat duel balapan, karena dia sangat sulit disalip.”

Kegigihan serta pemahaman terhadap cara mengekploitasi motor, merupakan modal penting kala berhadapan dengan Redding dan Rea.

“Dia menemukan set-up yang sesuai dengan gayanya dan melakukan pekerjaan dengan baik. Dia punya kontrol luar biasa terhadap motor dan bisa dibandingkan dengan Marc Marquez sekarang. Anda dapat melihat bagaimana pada akhir balapan, dia melepas helm dan tetap tenang, bahkan tak tampak berkeringat sama sekali,” Canepa mengungkapkan kepada GPOne.com.

Antara Razgatlioglu dengan Rea ada gap 30 poin. Nasib mereka akan ditentukan di Sirkuit Mandalika, Indonesia.

Denning mengutarakan selalu tegang menyaksikan duel mereka dari pit wall. Dia mengingatkan agar pembalapnya lebih fokus pada balapan.

“Kami berangkat ke Indonesia dengan keuntungan kecil, tapi lebih baik memilikinya, daripada berada di arah sebaliknya. Tim kerja keras sebagai sebuah unit. Toprak menang lebih sering daripada jumlah ia dikalahkan. Dia melakukan pekerjaan dengan baik untuk kami,” tuturnya.

Related posts