Rangkaian kecelakaan yang menewaskan sejumlah pembalap remaja membuat Dorna Sports dan FIM berusaha meningkatkan aspek keselamatan balap.
Kecelakaan tragis dalam empat bulan terakhir yang menewaskan tiga pembalap, benar-benar telah menampar Dorna Sports selaku promotor MotoGP dan World Superbike (WSBK) serta Federation Internationale de Motocyclisme (FIM) sebagai regulator.
Baik Dorna maupun FIM dituntut untuk lebih meningkatkan aspek balap menyusul meninggalnya Jason Dupasquier (Moto3) pada 30 Mei, Hugo Millan (European Talent Cup/ETC) pada 25 Juli, dan Dean Berta Vinales pada 25 September (World Supersport 300).
Sejatinya, baik Dorna maupun FIM sudah berusaha keras meningkatkan aspek keselamatan balap sepanjang tahun. Mulai dari membenahi aspek teknis sepeda motor sampai keselamatan di lintasan.
Setiap pihak pasti mengetahui bila balap masih menjadi olahraga yang sangat berbahaya. Ironisnya, meskipun berbagai upaya sudah dilakukan, jumlah kecelakaan maupun kematian pembalap tidak menurun atau berkurang.
Yang menyedihkan lagi, dalam beberapa tahun terakhir, mereka yang tewas dalam kecelakaan balap di sirkuit adalah para pembalap muda. Dean Vinales meninggal dunia dalamm usia 15 tahun, Dupasquier baru 19 tahun, dan Hugo Millan 14 tahun.
Itulah mengapa Dorna dan FIM nanti akan melakukan pertemuan di sela-sela GP Emilia Romagna di Misano, San Marino, akhir pekan ini (22-24/10/2021). Komisi Keselamatan Balap akan membicarakan soal kelas terkecil di Grand Prix (Moto3) dan World Superbike (WSSP300).
“Musim depan akan lebih sedikit pembalap yang turun di kelas 300,” ucap Direktur Eksekutif WSBK Gregorio Lavilla beberapa waktu lalu seperti dikutip Speedweek.com.
Lavilla menambahkan, banyak hal yang akan dibicarakan dengan FIM pada pertemuan di Misano nanti. Paling utama soal keselamatan di lintasan. Hal lainnya adalah peranti keselamatan untuk pembalap.
“Kami harus membicarakan semuanya karena keselamatan menjadi prioritas teratas kami,” ujar mantan pembalap asal Spanyol, 47 tahun, yang pernah turun di MotoGP, WSBK, dan Kejuaraan Superbike Inggris (BSB) tersebut.
Lavilla menekankan, semua perubahan yang dibuat nanti harus mampu meningkatkan keselamatan balap. Menurutnya, baik Dorna maupun FIM seharusnya tidak memberi kesan akan mengubah regulasi tahun ini hanya karena insiden dan mereka memiliki solusinya.
“Kami harus menganalisis dengan tepat mengapa beberapa hal berjalan tidak seperti bayangan kami. Kami bicara tentang aspek-aspek teknis motor, aktif dan pasif,” tutur Lavilla.
“Bagaimana insiden bisa dihindari? Ini hanya bisa terjadi, atau kans insiden kecil kalau pembalap turun sendirian di lintasan. Tetapi mereka membalap dalam satu kelompok. Lalu, mengapa jika terjadi kecelakaan, pembalap tidak bisa otomatis tersingkir ke luar trek?”
Lavilla menjelaskan, semua itu berkaitan dengan karakter kelas/kategori balap. Motor di semua kelas sudah dipakai untuk melibas banyak tikungan dalam kecepatan tinggi.
Para pembalap pun sudah terbiasa merebahkan tubuhnya sangat dekat dengan trek dan memaksimalkan kerb. Itu semua aspek aktif.
Adapun aspek pasif adalah bagaimana sebuah kecelakaan buruk bisa dihindari jika sesuatu terjadi? Sejauh ini baik Dorna maupun FIM hanya bisa berusaha meningkatkan aspek keselamatan balap.
“Tetapi kami belum mampu mengatasi masalah. Kali ini, kami akan melakukan pendekatan tahap demi tahap, seiring dengan pengembangan teknologi. Masih banyak yang bisa kami lakukan,” tutur Lavilla.