BabatPost.com – Oppo Research Institute, secara resmi merilis 6G AI-Cube Intelligent Networking” yang merupakan white paper rencana pengembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI. White paper ini akan membahas visi yang lebih rinci mengenai rancangan jaringan komunikasi di masa depan.
Patrick Owen, Chief Creative Officer Oppo Indonesia menjelaskan saat ini, Oppo telah membentuk tim pra-penelitian untuk melakukan studi awal terkait layanan berbasis 6G dan persyaratannya, teknologi utama, dan fitur sistem.
“Oppo meyakini bahwa teknologi 6G akan mengubah cara orang berinteraksi dengan AI dan memanfaatkannya sebagai teknologi yang dapat digunakan oleh semua orang. Dengan penerapan teknologi 6G, perangkat cerdas akan menggunakan AI untuk mengunduh dan menerapkan algoritma dalam menjalankan berbagai fungsi sehingga menghadirkan pengalaman baru yang lebih luas bagi para pengguna. Dalam waktu yang bersamaan, AI juga akan mengumpulkan data untuk pengembangan AI model yang berkelanjutan.” tutur Patrick.
Dijelaskan Patrick, teknologi 6G akan menerapkan algoritme AI dengan tepat dan memungkinkan koneksi komunikasi yang optimal berdasarkan lokasi dan lingkungan fisik kendaraan (misalnya: waktu dan cuaca).
Kendaraan akan secara otomatis mengunduh dan menjalankan algoritme AI yang telah dimiliki oleh kendaraan dan perangkat lain yang sudah ada. Hal ini memungkinkan kendaraan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan penumpang selama perjalanan.
Sementara Henry Tang, Oppo Chief 5G Scientist, mengatakan, perkembangan teknologi haruslah berorientasi pada masa depan. Teknologi mobile communication telah berkembang cukup pesat selama satu dekade terakhir. Penerapan teknologi komunikasi seperti ini diharapkan akan dimulai pada tahun 2025, dan penerapannya secara komersial diperkirakan akan dimulai pada tahun 2035.
Melihat ke depan hingga tahun 2035, Oppo mengharapkan jumlah perangkat yang memanfaatkan teknologi AI di dunia ini akan jauh melebihi jumlah populasi manusia. Oleh karena itu, teknologi 6G sebagai teknologi komunikasi masa depan harus mampu memenuhi kebutuhan manusia dan mendukung fungsi AI lainnya.
“Dengan tujuan ini, kami telah melakukan studi teknis awal dan rancangan desain sistem.”tutur Henry.
Jaringan saat ini dapat dibagi menjadi dua dimensi, control plane (CP) dan user plane (UP). UP bertanggung jawab atas fungsi jaringan yang dapat dirasakan langsung oleh pengguna, seperti kecepatan dan latensi.
Sementara itu, CP memiliki fungsi yang berkaitan dengan konfigurasi jaringan dan memastikan operasional jaringan di bawah pola pergerakan yang berbeda dan rentang lokasi dari node jaringan. Agar lebih mudah dimengerti, UP adalah kendaraan yang bergerak cepat di jalan, sedangkan CP adalah sistem yang mengatur lalu lintas.
White paper ini juga memperkenalkan AI Function Plane sebagai dimensi baru dalam jaringan 6G yang dapat diterapkan bersamaan dengan fungsi CP dan UP untuk membentuk Intelligent Cube (AI-Cube). Arsitektur unik yang disempurnakan dengan AI ini akan mampu meningkatkan fungsionalitas dan kemampuan jaringan 6G sehingga dapat secara otomatis mengoptimalkan diri, bekerja secara otonom dan dinamis, serta mendistribusikan resources secara cerdas.
Teknologi 6G akan mengubah cara AI bekerja, belajar, berinteraksi, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari serta mampu menghadirkan solusi atas masalah yang dihadapi dalam pengembangan AI seperti data silo dan keamanan privasi pengguna.
Untuk mengatasi sejumlah keterbatasan algoritma AI saat ini, white paper ini mengusulkan sumber daya AI agar dibagi ke dalam domain yang berbeda-beda. Penempatan AI sesuai dengan tugasnya, penerapan multiple nodes, dan resources dalam jaringan 6G merupakan langkah jitu untuk membentuk domain AI dengan strategi alokasi model AI optimal dan akurat, memungkinkan resource scheduling, dan data sharing.