Potensi Gempa dan Tsunami Tidak Terjadi di Pantura

BabatPost.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis adanya potensi gempa magnitudo 8,7 skala richter (SR) yang diikuti Tsunami di Jawa Timur. Namun potensi itu ada di wilayah pantai selatan, bulan di pantai utara.

‘’Potensi gempa dan Tsunami itu ada di pantai selatan, bukan pantai utara (Jatim),’’ kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan, Mugito kepada Jawa Pos BabatPost.com, kemarin (6/6).

Meski begitu, lanjut dia, BPBD Lamongan tetap intensif memantau monitor warning receiver system. ‘’Itu baru kajian analisis dan tidak mesti terjadi dalam waktu dekat. Tapi kita tetap meningkatkan kewaspadaan dengan lebih intens memantau melalui monitor yang terkoneksi dengan BMKG,’’ tuturnya.

Berita Terkait :  Darurat Covid! Dua Pekan, Enam Warga Desa Sidodowo Meninggal

Dia menjelaskan, seperti diketahui di Lamongan terdapat sejumlah lempengan kendeng dan perairan pantura Lamongan yang masih aktif. Meski begitu, potensi gempa di laut selatan diperkirakan tidak mempengaruhi lempengan aktif di Lamongan. ‘’Ada lempengan aktif, tapi tidak terpengaruh,’’ ujar Mugito saat dikonfirmasi via ponsel.

Mugito mengatakan, warning receiver system cukup berguna untuk melakukan penanganan sedini mungkin. Sebab, notifikasi adanya potensi bencana diberikan 4 jam sebelum kejadian. ‘’Dengan adanya alat ini, risiko korban bisa ditekan sedini mungkin,’’ pungkas Mugito.

Berita Terkait :  Truk Tabrak Dua Motor, Satu Orang Tewas

Ketika terjadi gempa bumi di Malang dengan kekuatan 6,7 SR dua bulan lalu, ujar dia, getaran kecil terasa hingga di Lamongan. Masyarakat hampir di seluruh kecamatan di Lamongan merasakan lindu yang membuat benda di sekitarnya bergerak. ‘’Kalau potensi gempa nanti, analisisnya kan lebih besar dibandingkan gempa yang kemarin,’’ terang Mugito.

Berdasarkan informasi yang dia terima, gempa bumi dengan kekuatan 7 SR pernah terjadi di Lamongan hampir 80 tahun lalu. Adanya lempengan di Lamongan menjadi perhatian BMKG. ‘’Informasinya dulu terjadi gempa di Lamongan, terakhir tahun 1939,’’ terang Mugito saat ditemui di ruang kerjanya.

Berita Terkait :  Menilik Kerajinan Tas Karung Goni Lamongan

Mugito mengaku juga memantau dua alat seismograph yang berada di Kecamatan Mantup dan Ngimbang. Sebab, potensi gempa dan tsunami di wilayah laut selatan juga harus menjadi perhatian. Terutama jika ada pengaruh getaran di wilayah Lamongan selatan, yang memungkinkan terjadinya longsor dan pohon tumbang. ‘’Di sana (Mantup dan Ngimbang) kan rawan tanah gerak dan longsor, makanya dipasang seismograph,’’ imbuh Mugito.

sumber : https://radarbojonegoro.jawapos.com/read/2021/06/07/266631/potensi-gempa-dan-tsunami-tidak-terjadi-di-pantura

Related posts