BabatPost.com – Prediksi bakal terjadi lonjakan kasus Covid-19 setelah lebaran mendekati kenyataan. Indikasinya, ada peningkatan bed occupancy ratio (BOR) Lamongan setelah hari raya Idul Fitri. Jika saat lebaran BOR terdata sekitar 9 persen dari 426 kamar yang disiapkan, maka Kamis (27/5) tercatat sekitar 12 persen. Dari 426 kamar yang disiapkan, 52 kamar di antaranya terpakai.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamongan Taufik Hidayat menjelaskan, kenaikan BOR bertahap. Setiap hari masih ada kasus baru aktif. Selain pasien kasus aktif, BOR digunakan mereka yang suspect dan probable. Pasien harus mendapatkan perawatan intensif dari fasilitas pelayanan kesehatan.
Taufik mengakui kenaikan BOR itu bisa jadi disebabkan h efek lebaran. Alasannya, kasus mulai muncul setelah hari lebaran. Saat ini kasus aktif Lamongan masih 18 orang. “Sebenarnya tidak banyak kasusnya, karena ada laporan aktif dan sembuh sehingga angkanya tidak sampai membludak,” jelasnya.
Taufik meminta agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah apabila tidak penting. Menurut dia, penularan Covid-19 semakin masif dan tidak ada klaster. Dikhawatirkan banyak orang tanpa gejala yang masih aktif menularkan. Mereka terlihat sehat tapi sebenarnya sudah terpapar. Sehingga pelaksanaan protokol kesehatan jangan sampai dikurangi.
Taufik mengatakan, usaha tim satgas untuk meminimalisasi penularan virus covid-19 sudah maksimal. Tapi virus ini tidak terlihat dan variannya juga banyak. Dia berharap kesadaran masyarakat untuk bersama-sama memerangi Covid-19 ini. Salah satunya dengan tetap prokes dan membantu capaian vaksinasi yang saat ini sudah 74 persen tervaksin atau 56 ribu jiwa.
Terkait fasilitas kesehatan yang digunakan, menurut Taufik, memanfaatkan RS daerah (16 kamar), baik ICU maupun ruang inap biasa. Kemudian RSML (13), Rumah Sakit Bedah Mitra (1), dan RS Lapangan Karangkembang (3). “Kita ada 19 fasyankes, semoga tetap kosong dan jangan sampai ada tambahan kasus lagi,” harapnya.
sumber : https://radarbojonegoro.jawapos.com/read/2021/05/29/264448/perkembangan-covid-19-dan-penggunaan-bor-lamongan