Saat ini, tidak hanya masalah gizi buruk saja yang dialami oleh anak-anak, namun juga ditemukan adanya masalah gizi lebih. Kejadian gizi lebih atau obesitas menjadi permasalahan baru seiring dengan berkembangnya zaman. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, Indonesia dengan balita gemuk mencapai angak sebesar 8%. Penanganan terhadap anak yang mengalami kegemukan atau obesitas sedikit lebih lamban dibandingkan dengan anak yang mengalami gizi buruk.
Salah satu faktor penyebab terjadinya obesitas yaitu persepsi orang tua terhadap berat badan anak. Kesalahan persepsi orang tua yang menganggap bahwa memiliki anak gemuk adalah sehat, lucu dan menggemaskan masih banyak terjadi di Indonesia. Hal ini juga menimbulkan perasaan bangga sebagai orang tua yang anaknya dipuji mempunyai badan gemuk. Hasil penelitian mengatakan sebagian besar orang tua yang memiliki anak dengan kelebihan berat badan menganggap bahwa anak mereka tidak mengalami obesitas. Sehingga tidak perlu diberikan perawatan ataupun terapi diet untuk menurunkan tingkat obesitas pada anak tersebut. Kesalahan persepsi ini sangat mengkhawatirkan untuk masa depan anak jika tidak segera ditangani.
Orang tua, terutama ibu mempunyai peran penting dalam mengatur kondisi berat badan anak. Seperti yang terdapat pada sebuah penelitian, dimana ibu cenderung menyediakan berbagai makanan yang tinggi lemak dan kalori sehingga asupan energi pada anak tinggi. Kesalahan lain pada ibu yaitu karena faktor ketidaktegaan dalam mengatur aktivitas anak dan cenderung membatasi anak dalam berolahraga karena menganggap anak sudah melakukan aktivitas berat saat sekolah. Masih banyak orang tua yang memiliki asumsi jika anak gemuk/obesitas merupakan anak yang sehat dan mempunyai gizi yang cukup. Maka dari itu, persepsi orang tua berperan penting dalam proses pencegahan dan perawatan obesitas pada anak Jika terjadi kesalahan persepsi orang tua terhadap berat badan anak akan berdampak pada pengaturan pola makan dan aktivitas fisik anak.
Masih banyak orang tua yang tidak berpikir mengenai resiko kegemukan di masa depan. Perlu diketahui bahwa jika terjadi peningkatan kejadian obesitas maka juga akan terjadi peningkatan penyakit tidak menular karena saling berhubungan. Pada Jurnal Kesehatan, obesitas menjadi faktor resiko dari beberapa penyakit tidak menular seperti hipertensi, PJK (Penyakit Jantung Koroner) dan DM tipe 2. Obesitas dapat muncul karena adanya faktor genetik ataupun faktor lingkungan. Obesitas anak menjadi masalah penting yang berdampak hingga dewasa, dimana jika tidak segera diatasi maka akan menyebabkan terjadinya komplikasi.
Peran orang tua mempunyai pengaruh besar dalam mengatur berat badan anak mereka. Keterlibatan keluarga dan orang tua mempunyai pengaruh dan peran yang besar dalam pencegahan obesitas pada anak. Persepsi perilaku keluarga terhadap kebiasaan makan anak meningkat pada orang tua yang berpendidikan dan status ekonomi tinggi. Hal ini menjadikan bahwa pentingnya orang tua dalam memantau pertumbuhan berat badan anak secara rutin.
Tanpa disadari, masalah obesitas anak dapat terjadi dalam emas selama pertumbuhan. Kejadian obesitas pada anak terbagi menjad 3 masa kritis: masa kehidupan tahun pertama, masa pada saat usia 5-6 tahun dan saat masa remaja. Hal ini perlu disadari orang tua dengan memperhatikan berat badan anak pada masa pertumbuhan.
Lebih dari sepertiga orang tua tidak peduli terhadap berat badan anak mereka saat ini atau bahkan tidak berpikir mengenai resiko kelebihan berat badan di masa depan. Orang tua yang memiliki pendidikan kurang cenderung kurang sensitive dan perhatian terhadap berat badan anak. Sedangkan orang tua yang memiliki pendidikan cukup atupun tinggi memiliki kehawatiran tersendiri terhadap obesitas anak. Pendidikan orang tua berperan penting dalam mencegah obesitas pada anak.
Kejadian obesitas pada anak maupun remaja harus dapat ditangani dan dicegah sedini mungkin. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam pencegahan obesitas karena kesalahan persepsi orang tua diantaranya yaitu dilakukan penyuluhan dan konseling gizi di masyarakat, serta intervensi terutama untuk ibu dalam penerapan 1000 hari pertama kehidupan. Pencegahan obesitas anak melalui program intervensi yang dilakukan sejak awal dimana dilakukan pencegahan faktor-faktor obesitas yang dapat membantu pengembangan program intervensi itu sendiri.
Penulis : Royani Shoimah Fathul Jannah