Pada masa sekarang ini, orang yang menderita penyakit tidak menular atau penyakit degeneratif sangat banyak jumlahnya. Dan pada tiap tahun jumlah penyakit diabetes meningkat. Di masyarakat, diabetes merupakan penyakit yang banyak dijumpai, baik di kalangan orang mampu dan juga kurang mampu. Penyakit ini telah lama menjadi ancaman bagi manusia, dikarenakan diabetes mellitus dapat menyerang pria maupun wanita. Oleh karena itu agar tidak terkena diabetes, maka hal yang perlu dilakukan ialah mengurangi makanan yang banyak mengandung gula. Di Indonesia sendiri, telah terjadi peningkatan penderita diabetes mellitus. Kenaikan ini dapat dilihat dari data Riskesdas tahun 2018. Di tahun 2013, penderita diabetes mellitus sudah mencapai 6,9%, dan di tahun 2018 penderita diabetes mellitus semakin meningkat jumlahnya hingga 8,5%. Dalam rentang waktu 5 tahun tersebut, terjadi kenaikan sebesar 1,6%. Sehingga Indonesia perlu waspada terhadap penyakit diabetes mellitus, agar tidak semakin banyak masyarakat yang meninggal akibat penyakit ini.
Perlu diketahui, penyakit diabetes mellitus ini bukan hanya ada satu tipe saja, melainkan ada 2 tipe. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh ADA (American Diabetes Association), diabetes dibagi dua, yakni diabetes tipe I dan diabetes tipe II. Pada diabetes tipe I, sel beta yang ada di pankreas mengalami kerusakan, sedangkan pada diabetes tipe II sel beta masih dapat menghasilkan insulin, namun jumlahnya kurang. Biasanya untuk diabetes tipe I terjadi di umur dibawah 40 tahun, sedangkan pada diabetes tipe II penderitanya diatas 40 tahun. Oleh karena itu, ketika seseorang di diagnosis mengalami diabetes mellitus maka perlu diketahui juga tipenya, agar penangganannya juga tepat.
Prevalensi diabetes mellitus yang terus mengalami kenaikan ini disebabkan oleh banyak faktor, misalnya saja obesitas. Obesitas pada saat ini bukan lagi merupakan kelebihan berat badan secara berlebih, namun telah menjadi suatu penyakit yang harus segera ditangani. Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa, diabetes mellitus erat kaitannya dengan penderita obesitas. Bagi penderita obesitas, walaupun kadar insulinnya itu cukup untuk memasukkan glukosa ke dalam otot, tetapi ada lemak yang dapat menghalangi glukosa tersebut masuk ke dalam otot. Kondisi inilah yang membuat glukosa didalam darah naik, dan terjadi hiperglikemia. Pada penderita obesitas akan berisiko 4 kali lipat lebih tinggi terkena diabetes tipe II. Untuk itulah berat badan harus terus dikendalikan, guna mencegah berbagai penyakit yang akan timbul.
Obesitas sendiri bisa diakibatkan oleh gaya hidup yang seenaknya saja, misalnya banyak konsumsi junk food, kurangnya aktivitas fisik, dan berbagai hal lainnya. Pada suatu penelitian dikatakan bahwa, gaya hidup di wilayah perkotaan dengan pola makan yang tinggi lemak, dan juga konsumsi gula yang berlebihan ialah faktor penyebab dari diabetes tipe II. Seperti yang telah diketahui, aktivitas yang kurang juga dapat berakibat pada munculnya diabetes tipe II. Oleh karena itu, membatasi makanan junk food dan meningkatkan aktivitas fisik sangat perlu dilakukan. Jika faktor-faktor pemicunya telah diatasi, maka diabetes tipe II akan menurun jumlahnya.
Untuk menurunkan angka penderita diabetes tipe II, banyak hal yang dapat dilakukan. Misalnya saja, memilih makananyang tidak mengandung banyak lemak. Dengan mengurangi konsumsi lemak, maka resiko untuk mengalami obesitas juga akan menurun. Ini akan berdampak pula pada menurunnya penderita diabetes tipe II. Pada diabetes tipe yang kedua ini, ada cara yang bisa di praktekkan untuk meminimalisir penyakit tersebut, yakni dengan memperbanyak konsumsi sayuran hijau dan sayuran yang mengandung tinggi serat. Jika semua orang baik yang sudah menderita diabetes tipe yang kedua dan juga orang sehat, selalu menerapkan pola hidup sehat dalam kesehariannya, maka dapat dipastikan diabetes tipe II akan menurun.
Ditulis Oleh AMARILLA NORMA FIRDIA_J310170014 prodi gizi, universitas muhammadiyah surakarta.