Babatpost.com – DEsember 2016 lalu Bank Indonesia mengeluarkan beberpa jenis uang palsu termasuk pecahan uang 10.0000 dengan gambar pahlawan asal Papua, Frans Kaseipo. mendadak uang pecahan ini serta pahlawan tersebut jadi perbincangan.
Yang bikin miris adalah beberapa netizen yang justru mem-bully pahlawan nasional mereka sendiri.
Hal tersebut tampak dari beredarnya tangkapan layar atau screenshot beberapa netizen yang mempertanyakan Frans.
Lantas siapa Frans Kaisiepo?
Frans Kaisiepo adalah pahlawan nasional Indonesia dari Papua.
Ia lahir di Wardo, Biak, Papua, sepuluh Oktober 1921 – mati di Jayapura, Papua, 10 April 1979 pada umur lima puluh tujuh tahun.
Frans terlibat dalam Konferensi Malino tahun 1946 yang membicarakan mengenai pembentukan Republik Indonesia Perkumpulan sebagai wakil dari Papua.
Ia mengusulkan nama Irian, kata dalam bahasa Biak yang berarti beruap.
Selain itu, ia juga pernah menjadi sebagai Gubernur Papua antara tahun 1964-1973.
Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cendrawasih, Jayapura.
Untuk mengenang jasanya, namanya diabadikan sebagai nama Bandar Udara Frans Kaisiepo di Biak.
Selain tersebut namanya juga diabadikan di salah satu KRI yaitu KRI Frans Kaisiepo.
Pada tanggal sembilan belas Desember 2016, atas jasa jasanya, Pemerintah Republik Indonesia, mengabadikan beliau di pecahan dana kertas rupiah baru, pecahan Rp. 10.000.
Seorang pengguna Facebook, bernama Wildan Setiabudi juga sempat memposting satu status mengenai jasa Frans Kaisiepo ini, menanggapi banyaknya netizen yang membully.
Dia menyayangkan betapa pengguna internet terlalu kejam mengatai pahlawan nasional mereka sendiri.
Berikut tulisan Wildan Setiabudi
Nama pace ini dikenal sebagai Frans Kaisiepo. Beliau berasal dari Biak. Biak, di Papua, bukan di China. Agamanya Kristen Protestan.
Sejak tahun 1993, beliau sudah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia Saat itu Presiden kita adalah Suharto. Bukan Jokowi.
Tahun 2016 ini, wajahnya tertera di dana 10.000 Rupiah yang baru. Wajah pertama dari Papua.
Sebelum ini, nama beliau telah lama disematkan sebagai nama bandara di Biak, tempat kelahirannya. Ini bukan bandara tidak besar pioner di pedalaman Papua sana.
Bandara Frans Kaisiepo pernah sempat melayani penerbangan internasional hingga ke Amerika, hal yg bahkan bandara di kota2 pulau Jawa belum pernah capai.
Apa lebih lanjut jasa beliau dan apa yg beliau telah lakukan, semua yg melihat status ini, bisa juga dengan tidak sulit berkonsultasi ke Google. Gampang sekali.
Informasi yang ada mungkin terbatas, tapi ada.
Itu bukan alasan untuk berbangga diri dengan ketidaktahuanmu kalau anda tidak tahu
Tak tahu itu wajar. Makanya kita belajar. Namun merayakan kobodohan cuma semata-mata untuk meluapkan kebencian, tersebut yang tak normal.
Itu yang lebih menyedihkan.
Statusnya tersebut kemudian mengundang respons positif dari netizen lainnya dan sudah dibagikan hingga ratusan kali dalam hitungan jam.
{Pemilik akun Pagan Pambudi menulis komentar, “Dikenal sebagai hal wajar warga Papua melihat pahlawannya tercetak di rupiah..seperti orang jawa telah pernah melihat diponegoro..orang sumbar melihat imam bonjol..orang kalsel melihat idham chalid.”
Pemilik akun Pandu Wisaksono menulis komentar, “Namanya juga diabadikan menjadi KRI Frans Kaisiepo – tiga ratus enam puluh delapan salah satu unsur Satkor Koarmatim kembali dipercaya kedua kalinya untuk mengemban misi operasi maritim Unifil tahun 2014.”
Pemilik akun Rumsayor Julien menulis komentar, “IjinShare ya biar seluruh Indonesia juga tau kalau pahlawan tidak tutup berasal dr Tanah Jawa aja..tp Dari papua Juga.” |Kalau pahlawan tidak tutup berasal dr Tanah Jawa aja, ijinShare ya biar semua Indonesia juga tau|IjinShare ya biar seluruh Indonesia juga tau jika pahlawan buka berasal dr Tanah Jawa aja}
Baca juga :