BABAT POST – Ternyata di era modern ini, terdapat eksperimen yang cukup mengerikan yang pernah dilakukan. Nah, kali ini Jaka telah menyusun 4 eksperimen modern yang paling mengerikan. Penasaran? Berikut ini ulasannya, simak yuk!
1. Mind-Controlled Rats
Periset dari State University of New York telah menemukan cara untuk mengendalikan tikus dari jarak jauh. Para ilmuwan mengklaim bahwa hewan tersebut memiliki manfaat untuk melakukan pekerjaan yang berbahaya dan sulit.
Para peneliti mengendalikan tikus dengan menggunakan komputer untuk mengirim sinyal listrik melalui otak hewan sebagai cara memberi perintah kepada tikus. Pada dasarnya, tikus tersebut menjadi budak yang rela melakukan perintah apa pun, karena para peneliti juga merangsang pusat rasa senang di otak tikus.
2. Rahim Buatan
Rahim buatan mungkin terdengar seperti potongan dari sebuah film fiksi ilmiah. Namun, hal ini ternyata pernah dijadikan eksperimen oleh para ilmuwan. Mereka menciptakan rahim buatan yang membantu anak domba yang lahir prematur untuk berkembang secara normal.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup bayi prematur. Rahim buatan ini ditengarai juga bisa menggantikan rahim alami yang ada di tubuh tiap perempuan. Namun, hal ini menimbulkan banyak kekhawatiran bisa mengubah tatanan hidup masyarakat yang ada.
3. Pengeditan Gen
CRISPR-Cas9 adalah teknologi pengeditan gen. Hal ini pun menimbulkan banyak kontroversi, bahkan penggunaan teknologi terhadap manusia menimbulkan beberapa dilema etis.
Pada tahun 2015, para ilmuwan memperbaiki keakuratannya. Tujuannya untuk membuang gen yang tidak diinginkan atau memiliki potensi bahaya pada bayi manusia. Namun, hal ini juga dikhawatirkan juga bisa menimbulkan masalah baru.
4. Human Chimeras
Chimeras adalah organisme dengan sel dari dua individu. Manusia Chimeras sebenarnya memang benar-benar ada secara alami, namun mereka masih 100 % manusia. Tapi, para ilmuwan mencoba membuatnya.
Para ilmuwan berharap bisa memproduksi organ manusia pada hewan dengan menyuntikkan sel induk ke dalam embrio. Para ilmuwan berharap ini akan menyelamatkan nyawa orang-orang yang sangat membutuhkan donasi organ. Tapi, ditakutkan hal ini dapat membahayakan organisme.